JAKARTA - Nomor tunggal gagal memberikan prestasi di Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013. Tunggal putra dan putri Indonesia dipaksa hanya menjadi penonton ketika wakil negara lain melaju ke podium juara turnamen yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta tersebut.
Hal itulah yang menjadi pekerjaan rumah besar bagi PB PBSI selaku induk bulutangkis Indonesia. Kabid Binpres PB PBSI, Rexy Mainaky mengatakan, sektor tunggal akan mendapatkan perhatian lebih serius agar bisa menuai prestasi di kejuaraan masa mendatang.
“Kami memang sudah arahkan focus ke nomor tunggal. Sejauh ini kami melihat sudah ada kemajuan. Memang yang akhirnya menjadi juara adalah nomor ganda. Namun, kalau melihat Tiongkok, atlet-atlet yang mendominasi masih muka-muka lama,” terang Rexy di Jakarta, Senin (17/6).
Peraih emas Olimpiade 1996 tersebut menambahkan, salah satu cara untuk menciptakan prestasi di nomor tunggal adalah dengan memberikan banyak jam terbang kepada atlet muda. Selain itu, pembenahan fisik juga tak boleh dilupakan.
Rexy mengatakan, salah satu faktor kegagalan Indonesia meraih banyak gelar juara adalah buruknya fisik para atlet. Karena itu, PB PBSI bakal mengontrak satu pelatiih fisik tambahan untuk menempa para pebulutangkis di Cipayung.
Janji Rexy sesuai dengan permintaan ketum PB PBSI, Gita Wirjawan. Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan tersebut mengaku kasihan melihat sector ganda yang terus menjadi tumpuan. Terutama ganda campuran lewat sabetan raket Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir.
“Kami memang tidak mau bergantung satu nomor. Di tahun-tahun mendatang, minimal tiga nomor harus jadi andalan. Syukur-syukur kalau bisa lima nomor sekaligus,” tegas Gita di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (16/6) kemarin. (jos/jpnn)
Hal itulah yang menjadi pekerjaan rumah besar bagi PB PBSI selaku induk bulutangkis Indonesia. Kabid Binpres PB PBSI, Rexy Mainaky mengatakan, sektor tunggal akan mendapatkan perhatian lebih serius agar bisa menuai prestasi di kejuaraan masa mendatang.
“Kami memang sudah arahkan focus ke nomor tunggal. Sejauh ini kami melihat sudah ada kemajuan. Memang yang akhirnya menjadi juara adalah nomor ganda. Namun, kalau melihat Tiongkok, atlet-atlet yang mendominasi masih muka-muka lama,” terang Rexy di Jakarta, Senin (17/6).
Peraih emas Olimpiade 1996 tersebut menambahkan, salah satu cara untuk menciptakan prestasi di nomor tunggal adalah dengan memberikan banyak jam terbang kepada atlet muda. Selain itu, pembenahan fisik juga tak boleh dilupakan.
Rexy mengatakan, salah satu faktor kegagalan Indonesia meraih banyak gelar juara adalah buruknya fisik para atlet. Karena itu, PB PBSI bakal mengontrak satu pelatiih fisik tambahan untuk menempa para pebulutangkis di Cipayung.
Janji Rexy sesuai dengan permintaan ketum PB PBSI, Gita Wirjawan. Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan tersebut mengaku kasihan melihat sector ganda yang terus menjadi tumpuan. Terutama ganda campuran lewat sabetan raket Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir.
“Kami memang tidak mau bergantung satu nomor. Di tahun-tahun mendatang, minimal tiga nomor harus jadi andalan. Syukur-syukur kalau bisa lima nomor sekaligus,” tegas Gita di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (16/6) kemarin. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pirelli Isyaratkan Bertahan di F1
Redaktur : Tim Redaksi