PD Dorong Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Ratna Sarumpaet

Rabu, 03 Oktober 2018 – 14:40 WIB
Ratna Sarumpaet. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Divisi Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean tak mau berspekulasi soal dua informasi berbeda terkait Ratna Sarumpaet.

Kedua informasi itu ditempatkannya pada level derajat yang sama. Tidak dalam konteks salah dan benar. Baik versi Ratna yang mengaku dianiaya, maupun versi polisi yang menyebut dia melakukan operasi plastik.

BACA JUGA: Sandiaga Langsung Irit Bicara soal Ratna Sarumpaet

Namun, dia juga melihat banyak keanehan yang muncul. "Kalau saya dalam posisi menempatkan dua informasi yang berbeda ini satu level atau sederajat. Saya tidak ingin menuduh yang satu salah yang satu benar. Walaupun memang banyak sekali kejanggalan, keanehan," kata Ferdinand dikonfirmasi JPNN, Rabu (3/10/2018).

Keanehan yang dia maksud adalah munculnya data Polri yang ternyata telah melakukan penyelidikan terkait kasus Ratna padahal belum ada laporan polisi. Dalam dokumen berjudul "Laporan hasil Penyelidikan Viral Berita Pengeroyokan Ratna Sarumpaet" disebutkan berdasarkan penyelidikan Polda Jabar, dinyatakan tidak ada konferensi negara asing di Jabar pada 21 September.

BACA JUGA: Atiqah Hasiholan Diminta Nasihati Ratna Sarumpaet

Kemudian, pengecekan 23 Rumah Sakit di Jabar tidak terdapat pasien atas nama Ratna Sarumpaet. Hasil koordinasi pihak terkait di Bandara Husein (Taxi, Avsec, sopir rental, porter, tukang parkir) tidak mengetahui peristiwa pengeroyokan terhadap Ratna.

Selain itu, hasil penyelidikan Polda Metro Jaya bahkan sampai menyelidiki fakta call data record terhadap nomor telepon selular milik Ratna. Termasuk fakta data perbankan atas nama anak maupun Ratna sendiri. Di mana ada tiga kali transaksi debit pada RS Khusus Bedah Bina Estetika dengan nilai puluhan juta.

BACA JUGA: Faktanya Ratna Sarumpaet Berada di RS Bina Estetika

Masih di dokumen laporan polisi juga disebutkan bahwa menurut pihak RS Khusus Bedah Bina Estetika, Ratna dirawat pada 21-24 September dalam rangka melakukan operasi plastik.

"Ini kan data disiapkan polisi begitu singkat begitu cepat. Ketika kawan-kawan bertanya ke polisi, polisi selalu menjawab tidak ada laporan, tapi kenapa mereka juga sudah menyiapkan laporan sedetail itu, padahal kan belum ada laporan (polisi dari Ratna)," kata Ferdinand.

Dia tidak meragukan sumber daya manusia di Polri, mampu melakukan penyelidikan begitu informasi pengeroyokan Ratna viral di media sosial. Karena polisi bisa mengutus tim ke masing-masing lokasi yang disebutkan dalam laporan.

"Tapi yang memang aneh bagi saya itu, kenapa polisi melakukan pengusutan itu semua. Kenapa mereka tidak pasif saja seperti pernyataan-pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak ada laporan. Kan itu yang tidak berkesusaian antara pernyataan polisi dengan sikap yang dilakukan," tutur Ferdinand.

Dari pihak Ratna pun, diakui Ferdinand ada juga kejanggalan. Namun dia harus memilih percaya kepada informasi yang disampaikan pihak Ratna yang sudah dikenalnya sendiri integritasnya cukup baik, tidak pernah ada perlakuan-perlakuan tercela yang dilakukannya.

"Tidak mungkin juga Ratna itu berbohong. Tetapi dengan adanya penyelidikan oleh polisi ini, memang menjadi patut, saya sudah sarankan pemerintah membentuk tim ad hoc. Tim pencari fakta untuk menelusuri fakta-fakta kebenaran. Karena ini sudah menyangkut politik tinggi, menyangkut isu nasional dan membelah masyarakat kita," jelasnya.

Publik menurut Ferdinand, tidak cukup lagi hanya mempercayai keterangan Ratna, maupun percaya pada hasil penyelidikan polisi. Sehingga diperlukan tim pencari fakta untuk mengurai kebenaran peristiwanya.

"Dan yang satu-satunya bisa membuktikan ini adalah dokter yang menangani dan rekam mediknya," tandas Ferdinand. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratna Sarumpaet Diduga Operasi Plastik, Bukan Dianiaya


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler