PDIP dan Kedubes India Gelar Pertemuan, Bahas Masalah Covid-19 hingga Taliban

Senin, 06 September 2021 – 17:47 WIB
Jajaran DPP PDIP menerima kedatangan perwakilan Kedutaan Besar India di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (6/9). foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menerima kedatangan perwakilan Kedutaan Besar India di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (6/9).  

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto didampingi Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDIP Ahmad Basarah, Direktur Hubuungan Luar Negeri DPP PDIP Hanjaya, dan dari Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDIP Yasinta Sekarwangi menyambut kedatangan rombongan Kedubes India yang dipimpin Wakil Duta Besar Basir Ahmad. 

BACA JUGA: DPD FOREDER DKI Dukung PDIP dan PSI Gulirkan Interpelasi ke Anies Soal Formula E

Sejumlah masalah dibahas kedua pihak dalam pertemuan tersebut, mulai dari isu demokrasi, pemilu, Covid-19, hingga Taliban. 

Hasto Kristiyanto mengaku sudah memberitahu Presiden RI Kelima sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait pertemuan tersebut.  

BACA JUGA: Dari Lembah Panjshir, Ahmad Massoud Bongkar Kebohongan Taliban

“Saya memberi tahu pertemuan kita ini kepada Ibu Megawati Soekarnoputri dan beliau menitipkan salam, sekaligus pesan untuk berdiskusi soal pelaksanaan demokrasi di India, khususnya mengenai voting elektronik atau e-voting,” kata Hasto dalam keterangan persnya, Senin (5/9). 

Pada awal pertemuan, Hasto menceritakan perjalanan panjang PDIP dalam sejarah bangsa Indonesia. 

BACA JUGA: Hasto: Kantor Lama DPP PDIP Diubah jadi Sekolah Partai

Secara khusus pula, Hasto menceritakan sejarah kantor PDIP di Jalan Diponegoro yang dibangun ulang setelah pernah diserang di zaman Orde Baru. 

Sementara itu, Basir menyatakan bahwa India tertarik dan mau belajar bersama Indonesia.   

Sebab, kata Basir, Indonesia dan India memiliki banyak kesamaan, baik itu dari jumlah penduduk hingga keberagaman budaya. 

Tentang e-voting, kata dia, India sudah lama merencanakan dan membahasnya. 

India pun siap mengundang jajaran PDIP jika ingin mempelajari sistem tersebut. 

“Silakan berkunjung ke India,” kata Basir. 

Selanjutnya, Hasto turut menyinggung tentang isu Laut China Selatan dan militer.

Hasto mengatakan India mempunyai strategi yang unik karena menjalin kerja sama militer dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam suatu waktu. 

Hanya saja, Basir tak banyak menjawab soal hubungan militer India dengan Rusia dan AS itu. 

Basir menjelaskan India justru ingin belajar ke Indonesia yang bisa memiliki posisi strategis di dunia internasional. 

“Indonesia selalu kami anggap sebagai partner strategis,” kata Basir. 

Basir lalu berbicara soal isu Afghanistan dan Taliban, yang merupakan tetangga langsung India dari sisi kewilayahan. 

Hasto kemudian menjelaskan bahwa pihaknya memahami betul dampak kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan. 

Menurut Hasto, PDIP sebagai partai nasionalis yang selalu teguh memegang Pancasila dan kebhinekaan selalu menjadi target kampanye negatif kelompok garis keras. 

Namun, serangan itu justru membuktikan bahwa strategi paling efektif membendung gerakan radikalisme adalah dengan terus memperkuat demokratisasi dan dukungan atas kebhinekaan. 

“Kami konsisten untuk mendorong nasionalisme dengan semangat persamaan hak semua warga negara,” kata Hasto. 

“Ya kami juga mengakui dan melihat bagaimana PDIP mendorong moderasi,” ujar Basir menanggapi. 

Covid-19 juga menjadi topik pembahasan. 

Basir dan Hasto sama-sama menceritakan pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 serta dampak pandemi yang berat terhadap perekonomian. 

Basir mengatakan India siap bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

Termasuk kemungkinan membangun pabrik manufaktur vaksin di Indonesia. 

Hasto mengapresiasi hal tersebut dan menyatakan bahwa Indonesia selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan India. 

“Kami mendukung penguatan kerja sama Indonesia dan India,” kata Hasto. 

Dia mengatakan bahwa mau tak mau semua pihak harus siap hidup bersama pandemi.

“Kami di partai sudah membiasakan bagaimana bekerja lebih banyak secara virtual. Sudah ratusan rapat partai kami lakukan secara virtual di masa pandemi,” kata Hasto. 

Alumnus Universitas Gadjah Mada itu ke kemudian memberikan sejumlah cendera mata berupa plakat, kain batik nusantara, hingga buku Mustika Rasa bagi perwakilan Kedubes India. 

Buku yang disebut terakhir adalah berisi resep-resep kuliner nusantara yang dibuat di era Presiden Soekarno. 

Kunjungan antarsahabat itu lalu diakhiri dengan makan siang. 

PDIP menyiapkan sejumlah menu kuliner nusantara di antaranya adalah nasi goreng, soto, dan sate. (ast/jpnn)


Redaktur : Boy
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler