PDIP Dorong Kemandirian Pangan Berbasis Keluarga

Sabtu, 12 Maret 2016 – 16:15 WIB
Tampak Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr. Karolin Margret Natasa, Sabtu (12/3) saat mengunjungi pasien gizi buruk yang sedang dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. FOTO: DOK.PRI for JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkomitmen kuat untuk mewujudkan kedaulatan pangan bagi rakyat. Hal itu sangat penting agar penduduk suatu daerah atau negara memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap bahan pangan. Dengan  begitu, mayarakat memperoleh gizi yang cukup untuk bisa hidup sehat dan produktif.

“Komitmen ini sejalan dengan konstitusi khususnya UU Pangan,” tegas anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr. Karolin Margret Natasa usai mengunjungi pasien gizi buruk di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya, Sabtu (12/3).

BACA JUGA: Agar Tak Dirasionalisasi, PNS Harus Kuasai Ini

Karolin menekankan perlunya menyebarluaskan informasi dan sosialisasi untuk memulai kembali mengkonsumsi makanan yang tidak berfokus pada satu bahan pokok. Sebenarnya, kata dia, berbagai daerah di Indonesia, memiliki potensi keragaman hayati, tanaman yang tumbuh dan telah ditanam serta dapat menjadi bahan pangan yang diolah sebagai variasi makanan yang sehat dan bergizi.

Dalam rangka memenuhi ketersediaan dan kualitas pangan yang cukup dan bergizi, Karolin mengajak segenap warga masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan mengembangkan kecukupan pangan keluarga atau rumah tangga secara mandiri. Bahkan masyarakat perkotaan sebenarnya bisa memanfaatkan teknologi secara sederhana untuk membudidayakan tanaman pangan di dalam lahan terbatas.

BACA JUGA: Tampil Beda, Harlah Ormas Ini Bertabur Bintang

Karolin juga mengajak warga masyarakat secara cerdas untuk mengelola sampah khususnya sampah organik guna dijadikan pupuk kompos yang bisa digunakan untuk mengembangkan tanaman pangan di lingkungan rumah tangga atau pekarangan rumah. “Jadi sampah bukan lagi sumber masalah tetapi bisa menjadi solusi,” kata Karolin didampingi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Agatha Eka Puspita Retnosari.

Menurut Karolin, upaya perbaikan gizi masyarakat menekankan pada pentingnya perbaikan konsumsi pangan rakyat dalam jumlah dan mutu gizi yang berimbang. Hal ini akan berdampak pada keadaan peningkatan gizi masyarakat.

BACA JUGA: Awalnya Kepepet, Akhirnya Punya Omzet Ratusan Juta di Usia 19 Tahun

“Kebijakan sistem pangan selayaknya menjamin adanya ketahanan dan keamanan pangan,” tegas Karolin yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik ini.

Karolin menjelaskan ketahanan pangan tidak saja menjamin pemenuhan gizi pada masyarakat, tapi juga rumah tangga. Warga yang mengonsumsi jumlah dan mutu gizi sesuai kualitas dan kuantitas dapat menyebabkan kekebalan tubuhnya baik sehingga sulit terserang penyakit. Sementara itu, keamanan pangan menjamin bahwa persediaan pangan bebas dari pencemaran bahan yang berbahaya bagi kesehatan atau tidak sesuai dengan keyakinan seseorang atau masyarakat.

Karolin menambahkan perbaikan keadaan gizi masyarakat menjadi syarat penting untuk meningkatkan kesehatan ibu yang mengandung dan ibu yang menyusui. Selain itu, menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah umur lima tahun (balita), menumbuhkan kemampuan tumbuh-kembang fisik, mental, intelektual dan sosial anak. Juga untuk meningkatkan produktifitas kerja dan prestasi, baik di bidang akademik maupun jasmani seperti olahraga.

“Oleh karena itu, keadaan gizi masyarakat merupakan salah satu ukuran penting dari kualitas sumber daya manusia,” tegas Karolin.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Punya Cucu, Kampus Ini Gelar Syukuran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler