JAKARTA -- PDIP tak mau gegabah mengusung kadernya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014.
Politisi PDIP, Aria Bima, mengatakan, bahwa partainya tidak ingin memanfaatkan Jokowi hanya untuk mendulang suara pada pemilu legislatif (pileg) 9 April nanti.
"Kita nggak pragmatis, capreskan Jokowi njuk (lantas, red) PDIP menang. Tidak bisa ideologi pragmatis. Cara berpikir seperti ini bukan PDIP," kata Aria di Jakarta, Selasa (11/2).
BACA JUGA: Titiek Puspa Rogoh Rp 25 Juta Demi Sepatu Ariel
Ia menuturkan, PDIP tidak mengandalkan survei elektabilitas untuk menetapkan capres yang akan diusung partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Aria menegaskan, partainya memiliki mekanisme khusus dan berbagai pertimbangan untuk menentukan capres.
"PDIP perhatikan struktural, legislatif, dan eksekutif untuk benar-benar bersatu. Yang penting kita mewujudkan Pancasila 1 Juni, jangan seperti partai lain yang milih presiden pakai survei," ucapnya.
BACA JUGA: Kelulusan Honorer K2 di 47 Pemda Sudah Diumumkan
Meski demikian Aria mengakui, PDIP tidak mengabaikan kepopuleran Jokowi di kalangan masyarakat. Namun, keputusan jadi tidaknya penetapan Jokowi sebagai capres PDIP ada di tangan Megawati.
"Ketua umum (Megawati, red) tentu memperhatikan respon publik terhadap Jokowi. Tak mungkin Jokowi tak dipertimbangkan, hanya saja menunggu timing yang tepat," tandas wakil ketua Komisi VI DPR RI itu. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Tersangka Century Bakal Ungkap Soal Kasusnya di Persidangan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Century Bakal Ungkap Soal Kasusnya di Persidangan
Redaktur : Tim Redaksi