jpnn.com - JAKARTA - DPP PDI Perjuangan telah mengeluarkan surat instruksi kepada seluruh kader terkait Pilkada DKI. Salah satu isi surat tersebut adalah perintah agar kader tidak mengeluarkan pernyataan atau manuver terkait Pilkada DKI yang dapat menyebabkan polarisasi dan menegaskan bahwa pencalonan gubernur jadi domain dari DPP.
Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, perintah tersebut bisa dimaknai PDIP ingin menjaga situasi tetap kondusif. Tapi, bisa juga diartikan PDIP ingin semua kader yang sudah terlanjur menyerahkan dukungan KTP kepada calon incumben, Basuki T Purnama alias Ahok, untuk mencabutnya.
"Ya itu sangat bisa diartikan supaya kader mencabut dukungan," kata Ray di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3).
BACA JUGA: Demokrat tak Mungkin Dukung yang Aneh
Menurutnya, jelas PDIP ingin buru-buru menutup celah manuver kader sebelum DPP mengambil keputusan. Pasalnya, besar kemungkinan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tidak akan satu perahu dengan Ahok di Pilkada.
Apalagi, belakangan muncul pernyataan Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang mengatakan bahwa majunya Basuki (Ahok) sebagai bakal calon gubernur dari jalur independen adalah bentuk deparpolisasi.
BACA JUGA: Kata Pengamat, Begini Caranya Kalahkan Ahok
"Akibat pernyataan deparpolisasi berdampak panjang, itu mau direcovery kembali, disolidkan. Yang sudah ke Ahok ingin dikembalikan ke pangkuan PDIP," ungkapnya. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Gerindra: Kalau Ahok Mau Susah ya Silakan Maju Independen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beraat! Demokrat Siapkan Dua Kader Ini untuk Lawan Ahok
Redaktur : Tim Redaksi