jpnn.com - JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) butuh pimpinan baru yang mungkin bisa berkoordinasi lebih baik lagi dengan institusi penegak hukum. Koordinasi tersebut sangat dibutuhkan agar pemberantasan terorisme bisa berjalan secara efektif.
Hal tersebut dikatakan anggota Komisi I DPR, Charles Honoris di Gedung DPR, Kamis (14/3), menjawab pertanyaan wartawan terkait makin santernya pemberitaan reshuffle kabinet dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
BACA JUGA: Politikus PDIP Minta Jokowi Copot Sutiyoso
"Kalau di Komisi I, saya melihat bidang intelijen kita butuh Kepala BIN baru yang mungkin bisa berkoordinasi lebih baik dengan penegak hukum dalam hal ini kepolisian agar efektif memberantas terorisme," kata Charles.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini menyatakan bahwa soal pergantian Kepala BIN yang kini dijabat oleh Sutiyoso sudah lebih awal menggelinding.
BACA JUGA: Lihat Nih, Dokter Widya Resmi Pimpin Korpri TNI
"Soal Kepala BIN diganti, desas-desusnya sudah lama dan itu diperkuat dengan diangkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai staf khusus kepresidenan bidang intelijen," tegasnya.
Dia tegaskan, pengangkatan Gories dan Diaz sebagai staf khusus bidang intelijen memberikan sinyal cukup jelas kemungkinan istana tidak percaya dengan Kepala BIN saat ini.
BACA JUGA: PPP: Jokowi Minta Masukan PAN dan Golkar Soal Reshuffle
"Saya belum lihat ada prestasi menonjol dari kinerja BIN ini. Kalau bicara pemberantasan terorisme kita apresiasi kinerja kepolisian, BNPT dan Densus 88. Tapi kita belum lihat koordinasi yang baik, sharing intelijen antara BIN dengan kepolisian," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukses Tangkap Nurdin M Top, Tito Pasti Bisa Sikat Santoso
Redaktur : Tim Redaksi