jpnn.com - JAKARTA -- Pengamat politik dari Fisip Universitas Jayabaya Igor Dirgantara memuji langkah PDI Perjuangan yang tidak buru-buru mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Langkah itu dinilai tepat mengingat Ahok masih berpotensi tersandung masalah hukum.
Igor menduga PDIP tengah menunggu kepastian hukum, apakah Ahok bakal dijerat KPK terkait kasus suap reklamasi Teluk Jakarta dan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, atau tidak. Sebagai partai politik pemenang pemilu, sangat logis jika PDIP memiliki kekhawatiran itu.
BACA JUGA: Dor dor dor...Showroom Lamborghini di Cilandak Ditembaki OTK
"Hal ini menunjukan jika PDIP sebagai partai politik besar penguasa 28 kursi DPRD DKI Jakarta tidak asal tergiur dengan popularitas dan elektabilitas tinggi petahana Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, seperti halnya partai Nasdem dan Hanura," kata Igor di Jakarta, Minggu (12/6).
Igor mengatakan, PDI Perjuangan tidak ingin peristiwa pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri terulang lagi. Ketika itu, Budi Gunawan sudah ditetapkan setelah lolos fit dan proper test di DPR, mendadak KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka.
BACA JUGA: Ahok Bakal Tampung Semua Masukan soal Reklamasi
Meskipun Budi Gunawan akhirnya bebas dari segala tuduhan karena menang di praperadilan, opini publik sudah tidak lagi berpihak. "Begitu juga dengan Ahok, PDIP khawatir jika buru-buru diusulkan sebagai cagub, tiba-tiba nanti KPK menetapkan status tersangka kepada yang bersangkutan," imbuhnya.
Menurut Igor, dari pada membeli 'kucing dalam karung' yang nanti belum tentu jelas statusnya, jauh lebih aman jika PDI Perjuangan mulai serius mengusung sendiri kadernya dan memantapkan langkah membangun koalisi dengan parpol lainnya.
BACA JUGA: Ahok: Kalau tak Ada yang Kosong, Kamu Lewat Mana?
"Di samping itu, KPK sendiri sebaiknya juga segera memberi kejelasan terkait kasus hukum yang melibatkan Ahok kepada publik, agar tidak sampai berlarut-larut yang dapat merugikan dimulainya tahapan Pilkada DKI 2017," paparnya.
Menurutnya, Ahok sudah mulai terlihat kurang percaya diri dan bermanuver menggoda parpol besar, seperti PDI Perjuangan untuk mendukungnya kembali berpasangan dengan Djarot Hidayat.
"Tetapi, sebagai partai besar yang lama eksis dalam politik nasional, PDIP punya harga diri, kredibilitas dan pengaruh. PDIP yang bisa mengatur Ahok, bukan sebaliknya," jelasnya.
Dengan demikian, kata dia, sikap PDI Perjuangan ini bisa jadi momentum kembalinya peran dan fungsi partai politik berjalan dengan baik. PDI Perjuangan bisa membalik 'deparpolisasi' menjadi 'de-independensi' dalam pencalonan kepala daerah.
"Megawati bisa menjadi 'icon' pentingnya berdikari partai palitik sebagai pilar utama negara demokrasi," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Balas Sindiran Mendagri dengan Kutipan Super Ini
Redaktur : Tim Redaksi