PDIP Wayangan untuk Sebar Spirit Kepemimpinan

Minggu, 29 Januari 2017 – 00:08 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri), Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah)) beserta jajaran pengurus DPP PDIP membuka pentas wayang dalam rangka HUT ke-44 PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (28/1). Selain di Lenteng Agung, PDI Perjuangan juga menggelar pentas wayang di 17 titik wilayah Jabodetabek. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan menggelar pertunjukan wayang bertajuk Semar Mbangun Candi Saptaharga dengan dalang Ki Seno Nugroho, Sabtu (28/1) malam.

Acara yang dihelat di parkiran kantor DPP PDIP Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, itu merupakan perayaan ulang tahun ke-44 partai banteng moncong putih.

BACA JUGA: Ha Ha Ha Gaya JK soal Tumpeng dari Bu Mega Memicu Tawa

Selain itu, wayangan bertema kepemimpinan tersebut juga dalam rangka memperingati ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Beberapa tokoh PDIP terlihat menghadiri acara itu. Di antaranya adalah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan calon Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

BACA JUGA: Di Depan Bu Mega, Jokowi Pamer Ekonomi Indonesia

Selain itu, ada juga Bupati Banyumas Achmad Husein dan sang wakil, Timbul Prihanjoko (wakil bupati Probolinggo), Masykuri Ikhsan (wakil bupati Kediri), dan Hevearita Gunaryanti Rahayu (wakil wali kota Semarang).

Hasto mengatakan, acara itu memang dihelat untuk memperingati HUT PDIP dan Megawati.

BACA JUGA: Rayakan HUT ke-44, PDIP Beri Tantangan buat...

"Sekaligus mohon doa restu agar Pilkada DKI dan pilkada serentak dapat berjalan dengan lancar. Wayangan ini akan mengingatkan seluruh kader PDIP bahwa di dalam memimpin harus selalu memerhatikan para Punokawan atau para wong cilik,” kata Hasto.

Ratusan warga membaur bersama kepala para kepala daerah tersebut.

Warga juga tak membuang kesempatan untuk bersalaman dengan Djarot.

"Semuanya bergotong-royong demi kemenangan Pak Ahok dan Pak Djarot," kata Hasto.

Di sisi lain, Djarot mengatakan bahwa dirinya adalah seseorang yang banyak belajar dari gaya kepemimpinan Jawa.

Saat bertemu Presiden RI ketiga BJ Habibie beberapa waktu lalu, dirinya dan Ahok juga dinasihati untuk menanamkan nilai kepemimpinan Jawa.

Misalnya, menggunakan tutur kata yang lebih halus.

Djarot mengaku tak sulit menjalankannya. Sebab, selain berasal dari Jawa, dirinya adalah wali kota Blitar selama dua periode.

Menurutnya, gaya kepemimpinan Jawa memang penting. Apalagi, ada banyak warga Jakarta yang juga berasal dari Jawa.

"Kebetulan saya juga dari Jawa, saya juga ditempa kepemimpinan Jawa selama sepuluh tahun sebagai wali kota Blitar. Jawa itu budaya yang sudah berurat berakar pada masyarakat Indonesia. Bahkan masuknya Islam ke Indonesia dibawa Walisongo oleh budaya, salah satunya lewat wayang," jelas Djarot.

Menurut Djarot, wayang memiliki arti penting dalam kehidupan.

"Bagi kita, wayang ini bukan sekadar tontonan tapi juga tuntunan," imbuh Djarot.

Djarot menegaskan, persoalan budaya harus terus diangkat sebagaimana instruksi Megawati untuk membangun budaya masyarakat yang plural.

"Kemarin di Blok S, Rawa Sari, ada spanduk penolakan. Ya enggak apa-apa karena mereka tidak paham, katanya tidak sesuai syariat Islam. Alhamdulilah masyarakat yang cerdas dan paham lebih banyak. Banyak yang datang meski ada penolakan," beber Djarot. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kastil Faber-Castell, Prasasti Sejarah Bisnis 2,5 Abad Keluarga Faber-Castell


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
HUT PDIP   wayang  

Terpopuler