PDSS Bisa Cegah Kecurangan Sekolah

Senin, 17 Desember 2012 – 14:06 WIB
MAKASSAR -- Pemerintah menambah porsi jumlah mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur undangan pada pelaksanaan Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013. Sebanyak 60 persen dari total kuota kursi PTN tahun depan akan diisi melalui seleksi ini. Setiap PTN bisa mengalokasikan 50-60 persen kuota kursinya untuk jalur ini.
   
Seluruh siswa diperkenankan ikut melalui jalur ini. Pemerintah yang akan menyeleksi lewat mekanisme seleksi berdasarkan nilai rapor dan ujian nasional (UN). Syaratnya, di tahap awal, para kepala sekolah harus memasukkan data para siswa ke dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) melalui laman resmi PDSS.
   
Pembantu Rektor I bidang Akademik UNM, Prof Dr Sofyan Salam mengatakan, mekanisme ini bisa saja terjadi kecurangan. Pasalnya, kepsek bisa memanipulasi data yang dimasukkan. Dia pun mengingatkan para kepsek untuk tidak curang karena sanksi akan menanti.
   
"Tidak hanya kepala sekolah yang akan diberikan sanksi. Tapi sekolah yang curang dalam mengisi data pada pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) bisa masuk dalam daftar hitam sekolah bermasalah," katanya.
   
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Prof Dr Halide mengapresiasi sistem baru itu. Ia mengatakan sistem yang akan dilakukan pemerintah itu sangat bagus. Namun, penerapannya yang dilakukan secara mendadak bakal membuat dinas pendidikan dan sekolah-sekolah kesulitan.
   
Halide mengatakan perubahan yang tiba-tiba tentu saja akan membuat kepala sekolah dan dinas terkait kaget. Pasalnya, kata dia, saat ini, kepala sekolah dan dinas juga disibukkan untuk persiapan Ujian Nasional (UN) yang berlangsung Mei mendatang.
   
"Perubahan mendadak tentu menyulitkan pihak sekolah apalagi mereka juga mulai bersiap-siap menghadapi ujian nasional yang sisa 4 bulan. Saya sudah tanyakan ke pihak Unhas dan Dinas Pendidikan tentang hal ini," ujarnya.
   
Dinas Pendidikan, kata dia, juga cukup kaget dengan metode baru ini. "Terlebih lagi para kepala sekolah. Unhas setahu saya akan melakukan sosialisasi dengan menggelar rapat yang mengundang Dinas Pendidikan dan para kepala sekolah," tutur Prof Halide.
   
Mantan Rektor Universitas Fajar (Unifa) ini menilai, metode yang dipakai saat ini sudah sangat bagus. Karena cukup mengirim data secara online dan kampus hanya mengambil data dan dijadikan dasar dalam memilih calon-calon mahasiswa.
   
"Jika menggunakan cara yang sebelumnya, sebenarnya calon maba bakal kewalahan. Mereka dihadapkan dua ujian sekaligus dalam waktu yang berdempetan, UN dan SNMPTN. Tapi, dengan cara ini siswa cukup fokus di UN dan menanti hasil seleksi dari PTN. Seleksi dengan cara ini juga lebih objektif karena dilakukan secara online dan bisa mengurangi kecurangan," tandasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Bantu Pembangunan Akademi Komunitas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler