JAKARTA--Delegasi pengusaha Amerika Serikat menyatakan komitmen untuk terus menanam modal di Indonesia. Sejumlah investasi baru juga disiapkan, mulai dari industri yang bergerak di bidang minyak dan gas hingga jasa keuangan.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan untuk investasi di sektor migas, pebisnis AS telah menyiapkan modal hingga USD 25 miliar. "Kita bicara tentang bagaimana industri minyak dan gas akan berusaha meningkatkan investasi di Indonesia. Itu dimulai dengan lebih giat melakukan eksplorasi, ," kata Menkeu setelah salat Jumat di kantornya kemarin.
Saat ini sejumlah korporasi AS di sektor migas sudah banyak yang masuk ke Indonesia. Antara lain, Chevron, Conocophillips, dan Exxonmobil.
Agus mengatakan, investasi yang diminati para pebisnis AS tidak terbatas pada area yang umum digeluti seperti bidang alat berat dan teknologi, tapi juga akses jasa keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. "Industri perfilman juga akan terus meningkatkan bisnisnya di Indonesia. Juga industri chemical dan beragam industri yang lain," tambahnya.
Menkeu menjelaskan sejumlah kebijakan terutama terkait fiskal seperti isu perpajakan serta bea dan cukai juga mendapatr sorotan pebisnis AS. Isu lain yang dipertanyakan adalah aturan pasar modal. "Mereka menyambut gembira ada beberapa permasalahan pajak yang bisa diselesaikan. Mereka menyambut baik sistem komunikasi yang selama ini berjalan dan tentu kami perhatikan untuk tingkatkan lagi," katanya.
Pemerintah menginginkan aliran investasi terus meningkat. Namun pemerintah tidak akan menawarkan janji muluk kepada investor. Menkeu Agus Martowardojo mengatakan iklim investasi memang masih belum sempurna. Namun yang terpenting adalah kemajuan yang terus diraih Indonesia dalam memperbaiki iklim usaha. "Jangan terlalu menjanjikan kalau nanti kita tidak bisa penuhi," kata Menkeu.
Menkeu mengatakan tidak semua investor yang berkunjung ke Indonesia selalu siap dengan dana investasi. "Banyak juga yang sebetulnya masih dalam taraf shopping," kata Menkeu. Karena itu, pemerintah perlu berhati-hati dalam memberikan penawaran kepada investor. "Kita perlu hati-hati sehingga kita tidak didikte atau ditawarkan hal-hal yang belum tentu ditindaklanjuti secara konkret," kata Menkeu. (sof/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BEI Komitmen Tingkatkan MKBD
Redaktur : Tim Redaksi