Pedih, Sakit, Pahit..Menangislah, Guardiola!

AS Monaco 3-1 Manchester City (agregat 6-6)

Kamis, 16 Maret 2017 – 07:38 WIB
Josep 'Pep' Guardiola. Foto-foto: AFP

jpnn.com, MONACO - Josep 'Pep' Guardiola Sala, pria plontos kelahiran Santpedor, Catalonia, 46 tahun yang lalu itu harus menelan pil pahit di Stade Louis II, Monaco, Kamis (16/3) dini hari WIB.

Klub yang dia tukangi, Manchester City kandas secara dramatis dalam 16 Besar Liga Champions. Empunya stadion, AS Monaco berhasil menaklukkan City dengan skor 3-1.

BACA JUGA: Hati-hati, Atletico! Masih Ada 90 Menit Lagi

Kemenangan kandang 5-3 City menjadi tak berarti. Agregat 6-6, menguntungkan AS Monaco yang lebih galak dalam urusan gol tandang.

AS Monaco tampil sempurna. Klub yang memiliki statistik garang dalam hal rata-rata gol di Eropa itu benar-benar punya niat membalikkan kedudukan.

BACA JUGA: Saat Rocchi jadi Wasit, Manchester City Sering Apes...

Sekitar 15.700 pasang mata di Stade Louis II sudah gegap gempita saat tuan rumah unggul 2-0 ketika turun minum. Kylian Mbappe Lottin membuka keran gol pada menit ke-8, ditambah Fabinho pada menit ke-29.

City sempat membalas lewat Leroy Sane pada babak kedua, menit ke-71. Namun AS Monaco kembali membuat penggemarnya bak terbang ke awan. Tiemoue Bakayoko kembali merobek jala gawang The Citizens.

BACA JUGA: Guardiola Janjikan City Agresif di Kandang AS Monaco

The End. Gianluca Rocchi, wasit yang memang dikenal tak memberi hoki kepada City sepanjang dia memimpin laga, meniup peluit tanda duel usai.

Di tengah kegilaan di Stade Louis II, Guardiola mencoba mencari tangan Leonardo Jardim, pelatih AS Monaco, 'tuk sekadar memberi ucapan selamat.

Guardiola tampak getir sengsara. Gelimang kejayaan saat dia membesut Barcelona (2008-2012) dan Bayern Muenchen (2013-2016) seakan sirna begitu saja.

Setahun yang lalu, City merekrutnya dengan tujuan menjadikan tetangga Manchester United itu menjadi tim kelas berat di pentas Eropa. Kalau buat sekadar Premier League, mungkin City tak perlu susah-susah mencari tanda tangan Guardiola. Namun sudah dua musim, karya Guardiola yang ditunggu tak kunjung berbuah manis.

Pedih. Kegagalan ini terjadi tepat di laga ke-100 Guardiola di kompetisi Eropa.

Sakit. Kegagalan ini membuat City menjadi tim pertama di Eropa, yang tersingkir usai mencetak lima gol di leg pertama.

Pahit. Kegagalan ini terjadi di saat Barcelona, tim kampung halamannya Guardiola justru membuat keajaiban senada yang dibukukan AS Monaco.

"Di 45 menit pertama, kami seperti lupa di mana berada. Di babak kedua kami mencoba untuk berbuat, tapi itu tidak cukup," ujar Guardiola di laman Marca. "Kadang ada saatnya beruntung, malam ini tidak," tandas Guardiola. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paulo Dybala: Saya Ingin Barcelona


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler