KABUL - Presiden Afghanistan Hamid Karzai akhirnya mengakui adanya kiriman uang tunai puluhan juta USD dari Badan Pusat Intelijen (CIA). Namun, pemimpin 55 tahun itu membantah tudingan bahwa upeti tersebut digunakan untuk membeli simpati Taliban.
"Uang tersebut tidak untuk diberikan kepada militan," ungkap Karzai dalam jumpa pers di Kota Kabul kemarin. Menurut dia, uang tunai yang biasanya dikemas di dalam koper, tas ransel, atau tas plastik itu digunakan untuk kepentingan negara. Terutama di bidang pemerintahan, kesehatan, dan pendidikan.
Pemerintahan Afghanistan di Kabul mengalokasikan dana tersebut kepada asuransi kesehatan dan beasiswa. Karzai menegaskan bahwa selama ini pemerintahannya selalu mengirimkan laporan keuangan terkait dengan dana tersebut ke Amerika Serikat (AS). Bahkan, Kabul juga selalu melampirkan bukti pembelian dan nota belanja ke Washington.
Dia membantah rumor yang menyebut para pejabat Afghanistan bancakan upeti CIA itu karena AS tidak pernah mengawasi penggunaan dana besar tersebut. "Sebagian besar dana tersebut kami gunakan untuk menggaji pegawai pemerintah. Misalnya, personel keamanan," lanjut Karzai.
Dia mengatakan bahwa dana dari Negeri Paman Sam itu berakhir di tangan individu, bukan kelompok atau organisasi tertentu. Sebelumnya, harian New York Times melaporkan, CIA sengaja mengalirkan sejumlah besar dana untuk memperkuat pengaruh AS di Kabul.
Dalam artikelnya, koran terlaris di Kota New York itu menyatakan bahwa AS berharap bisa mengikis radikalisme Taliban melalui dana bulanan tersebut. Khususnya, para politikus Taliban yang duduk dalam pemerintahan Karzai. Sayangnya, tidak ada laporan pasti yang menyebutkan efektivitas upeti CIA tersebut.
Yang jelas, selama "menduduki" Afghanistan sekitar sepuluh tahun AS tidak pernah absen mengirimkan upeti.
Karzai yang tahun depan akan lengser itu menolak memberitahukan jumlah dana CIA yang mengalir ke kantor presiden.
Tapi, dalam jumpa pers kemarin, dia berkali-kali menyampaikan terima kasih kepada AS. Dia juga berharap agar Washington tidak menghentikan aliran dana tersebut meski sempat memantik kontroversi, baik di Afghanistan maupun AS.
"Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Di Afghanistan ada begitu banyak orang yang membutuhkan bantuan. Kami mengharapkan bantuan finansial ini bisa tetap berlanjut," tandas Karzai di hadapan media.
Apalagi, lanjut dia, Afghanistan selalu melaporkan alokasi dana tersebut kepada CIA. Kemarin CIA menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengalirkan bantuan uang tunai ke Afghanistan. (AP/AFP/hep/c4/tia)
"Uang tersebut tidak untuk diberikan kepada militan," ungkap Karzai dalam jumpa pers di Kota Kabul kemarin. Menurut dia, uang tunai yang biasanya dikemas di dalam koper, tas ransel, atau tas plastik itu digunakan untuk kepentingan negara. Terutama di bidang pemerintahan, kesehatan, dan pendidikan.
Pemerintahan Afghanistan di Kabul mengalokasikan dana tersebut kepada asuransi kesehatan dan beasiswa. Karzai menegaskan bahwa selama ini pemerintahannya selalu mengirimkan laporan keuangan terkait dengan dana tersebut ke Amerika Serikat (AS). Bahkan, Kabul juga selalu melampirkan bukti pembelian dan nota belanja ke Washington.
Dia membantah rumor yang menyebut para pejabat Afghanistan bancakan upeti CIA itu karena AS tidak pernah mengawasi penggunaan dana besar tersebut. "Sebagian besar dana tersebut kami gunakan untuk menggaji pegawai pemerintah. Misalnya, personel keamanan," lanjut Karzai.
Dia mengatakan bahwa dana dari Negeri Paman Sam itu berakhir di tangan individu, bukan kelompok atau organisasi tertentu. Sebelumnya, harian New York Times melaporkan, CIA sengaja mengalirkan sejumlah besar dana untuk memperkuat pengaruh AS di Kabul.
Dalam artikelnya, koran terlaris di Kota New York itu menyatakan bahwa AS berharap bisa mengikis radikalisme Taliban melalui dana bulanan tersebut. Khususnya, para politikus Taliban yang duduk dalam pemerintahan Karzai. Sayangnya, tidak ada laporan pasti yang menyebutkan efektivitas upeti CIA tersebut.
Yang jelas, selama "menduduki" Afghanistan sekitar sepuluh tahun AS tidak pernah absen mengirimkan upeti.
Karzai yang tahun depan akan lengser itu menolak memberitahukan jumlah dana CIA yang mengalir ke kantor presiden.
Tapi, dalam jumpa pers kemarin, dia berkali-kali menyampaikan terima kasih kepada AS. Dia juga berharap agar Washington tidak menghentikan aliran dana tersebut meski sempat memantik kontroversi, baik di Afghanistan maupun AS.
"Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Di Afghanistan ada begitu banyak orang yang membutuhkan bantuan. Kami mengharapkan bantuan finansial ini bisa tetap berlanjut," tandas Karzai di hadapan media.
Apalagi, lanjut dia, Afghanistan selalu melaporkan alokasi dana tersebut kepada CIA. Kemarin CIA menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengalirkan bantuan uang tunai ke Afghanistan. (AP/AFP/hep/c4/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persaingan Pemilu Malaysia Diprediksi Ketat
Redaktur : Tim Redaksi