Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton hari Jumat (11/9/2015) secara tidak sengaja kedengaran memperolok-olokkan negara-negara Pasifik terkait kemungkinan naiknya permukaan laut akibat pemanasan global.
Menteri Dutton sedang ngobrol dengan PM Tony Abbott, sebelum acara dengan tokoh-tokoh masyarakat terkait isu pengungsi Suriah.
BACA JUGA: Padi Liar di Australia Utara Miliki Kesamaan Genetik dengan Padi Budidaya
PM Abbott sebenarnya baru tiba dari Port Moresby, Papua Nugini, menghadiri pertemuan dengan pemimpin negara-negara Pasifik membahas isu perubahan cuaca dan dampaknya terhadap negara di kawasan tersebut.
Saat ngobrol itu, keduanya juga ditemani oleh Menteri Sosial Scott Morrison. Mereka ngobrol karena acara terlambat dimulai.
BACA JUGA: Nama PPI Australia Dicatut Untuk Melakukan Penipuan di Indonesia
Menteri Dutton yang tidak menyadari bahwa pengeras suara di dekatnya menyala dan berfungsi, tiba-tiba mengomentari jadwal yang molor dengan mengatakan acara ini "menggunakan waktu Cape York".
Cape York adalah suatu kawasan di Australia utara.
BACA JUGA: Dibutuhkan Lebih Dari 2 Tahun Untuk Datangkan 12.000 Pengungsi ke Australia
PM Abbott langsung menimpali, "kami juga mengalami hal itu (jadwal yang molor) di Port Moresby".
Mendengar hal itu, Menteri Dutton kemudian menanggapi. "Waktu tidak berarti apa-apa saat anda akan menghadapi air yang akan membanjiri pintu rumahmu".
Pernyataan itu jelas merujuk kepada keluhan yang diungkapkan para pemimpin negara-negara Pasifik dalam pertemuan di Port Moresby mengenai naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global.
Pada saat itulah Menteri Scott Morrison mengingatkan kedua rekannya bahwa pengeras suaranya berfungsi dengan cara menunjuk ke pengeras suara tersebut.
Belakangan Menteri Morrison mencoba meluruskan dengan mengatakan bahwa "ini adalah pembicaraan personal" bukan untuk umum.
Pengeras suara itu sendiri berupa mikrofon TV yang panjang dan berada di atas kepala para pejabat tersebut. Bahkan saat itu ada stasiun TV yang melakukan siaran langsung.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fosil Homo Naledi yang Ditemukan di Afrika Selatan Bisa Ubah Sejarah Manusia