Pejabat Kemenko PMK Cek Pembangunan Rumah Pascagempa NTB

Kamis, 11 Oktober 2018 – 11:58 WIB
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Dampak Bencana dan Kerawanan Sosial Kemenko PMK Sonny Harry Harmadi mengecek progres pembangunan rumah korban gempa Nusa Tenggara Barat (NTB). Foto: Kemenko PMK

jpnn.com, LOMBOK - Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Dampak Bencana dan Kerawanan Sosial Kemenko PMK Sonny Harry Harmadi memimpin rapat untuk memastikan progres pembangunan rumah korban gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) di Makogasgappad Lombok, Rabu (10/10).

Rapat itu juga diikuti Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah, Pankogasgabpad Mayjen TNI Madsuni, Deputi Rehab-Rekon BNPB Harmensyah, Dansatgas PUPR yang juga Staf Ahli Menteri PUPR Achmad Gani, para kepala OPD provinsi, asops, para Dansektor, dan fasilitator.

BACA JUGA: Menko PMK Menyemangati Atlet Asian Para Games Indonesia

Menurut data sementara, peminat rumah instan sehat sederhana (risha) sebanyak 2.437 kepala keluarga.

Peminat rumah konvensional (riko) sebanyak 1.360 KK. Sementara itu, peminat rumah kayu (Rika) sebanyak 1.178 KK.

BACA JUGA: Museum Harus Profit Supaya Dapat Tarik Generasi Milenial

Nantinya, aplikator akan dibantu oleh tujuh UMKM lokal dalam menyiapkan panel rhisa.

Dalam kesempatan itu, Sonny kembali menegaskan peran fasilitator (Kementerian PU Pera) agar lebih optimal dan berperan aktif bersama pokmas dari proses perencanaan, menyiapkan desain rumah dan RAB dan pelaksanaan pembangunan rumah tahan gempa.

BACA JUGA: Pemerintah Terus Optimalkan Program Pemberdayaan Desa

Menurut Sonny, para fasilitator yang sudah ditempatkan di daerah juga harus mendampingi masyarakat dalam menyiapkan berkas administrasi persyaratan pencairan dana stimulan.

Pemda juga harus ikut mendampingi pokmas. Sebab, pemda justru berada dalam garis terdepan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

Dalam rapat telah diputuskan standar harga panel rhisa sebesar Rp 23,8 juta.

Untuk mempercepat pembangunan rumah, penempatan fasilitator lebih diutamakan di daerah yang mempunyai pokmas dan dana stimulan sudah diterima masyarakat.

Hingga kini hambatan terbesar adalah masalah komunikasi antarpihak di lapangan sehingga berdampak pada progres pembangunan.

Setelah rapat, Sonny bersama Harmensyah bertolak ke Desa Kekait, Kabupaten Lombok Barat.

Rombongan diterima oleh Sekdes Kepala Desa Kekait Habibi Hariri. Sonny dan rombongan turun langsung bertanya kepada sekdes, pokmas dan fasilitator mengenai data rumah rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat pascagempa bumi NTB di Desa Kekait.

Pertemuan ini juga membahas skema pencairan dana dari BRI ke pokmas.

Seusai pertemuan, Sonny dan Harmensyah menyempatkan diri meninjau langsung bengkel kerja aplikator dan risha yang sudah selesai dibangun. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Puan Berharap MTQ Perkuat Kebinekaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler