jpnn.com - TANJUNG SELOR - Penggerebekan terhadap R, oknum kepala salah satu SKPD di Bulungan dan Rl, salah seorang PNS kecamatan Tanjung Palas Utara, Kalimantan Utara, yang ketahuan selingkuh tak lepas dari peran UD. Anak kedua R yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Tidung (KTT) melaporkan hal ini ke Polres Bulungan.
Secara kebetulan, UD mendapati mobil dinas milik ayahnya, R melintas di Jalan Jenderal Sudirman. Pada saat itu, UD bersama suaminya baru keluar dari Pujasera, tepat di depan Pelabuhan Kayan I.
BACA JUGA: Pejabat Ini Digerebek saat Menabur Benih dengan Janda di Rumah Dinas
UD mengungkapkan, NF, ibunya mengaku sudah sekira satu pekan ini R tidak lagi tinggal serumah dengannya. Atas dasar itulah, UD menyimpan rasa curiga dan seketika langsung meminta suaminya membuntuti kendaraan R hingga sampai ke tempat kejadian perselingkuhan (TKP), yakni Rumah Dinas (Rumdin) Balai Benih Ikan (BBI), Jalan Sabanar Lama.
"Sampai di depan gang masuk ke rumah dinasnya saya dan suami saya langsung singgah, lalu menghubungi polisi untuk datang. Setelah polisi datang kami langsung mendatangi rumahnya dan melihat di dalam rumah itu sudah ada perempuan lain bersamanya,” kata UD kepada Radar Tarakan (Group JPNN.com).
BACA JUGA: Waduh, Kepala Dinas Kepergok Selingkuhi Staf Camat
Dalam pengerebekan itu, R sempat beradu mulut dengan UD dan NF, hingga akhirnya pihak kepolisian melerai dan meminta R dan Rl untuk ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
"Kata ibu saya, hubungan itu sudah sekitar 3 bulan dijalin ayah saya dengan perempuan itu (Rl). Dan dia (R) janji, perempuan itu (Rl) tidak akan datang sebelum proses perceraian dengan ibu saya selesai. Karena dia (R) sempat mengancam akan menuntut cerai ibu saya,” jelas UD.
BACA JUGA: Pria Beristri Ini Digerebek saat Goyang Janda Seksi di Mobil
UD mengatakan, RL sempat tinggal di rumdin tersebut. Sementara, Rl bukan staf di dinas R. Untuk itu, UD sempat melaporkan hal ini ke Sekretaris Daerah dan BKD Kabupaten Bulungan, akhirnya RL dipindahkan ke Peso Hilir.
Hanya saja, Rl mengeluh kepada R karena di tempat bekerjanya yang baru tidak ada jaringan internet, listrik dan sebagainya. Sehingga R menghadap ke Sekda dan Kepala BKD agar RL dapat dipindahkan ke Salimbatu.
UD juga mengaku sering mendapatkan laporan dari penjaga pelabuhan, bahwa R sering pulang subuh dari rumdin tersebut. Bahkan, lanjutnya, ada salah seorang staf R yang tidak disebutkan namanya, juga pernah melaporkan kepada UD bahwa R pernah makan satu wadah dengan RL saat dinas luar.
"Kalau pun akan ada perceraian, kami tidak perduli. Toh, kami bersaudara juga bisa membiayai ibu kami," tegas wanita beranak satu itu.
Atas kejadian itu, UD sangat mengharapkan, R dapat diturunkan dari jabatannya sebagai kepala dinas. Pun demikian Rl. "Agar kapok karena perbuatannya," cetusnya. (iwk/izo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Nurhayanti Resmi Gantikan Rachmat Yasin jadi Bupati Bogor
Redaktur : Tim Redaksi