Pejuang Konservasi Berbagi Cerita di TWA Batu Putih

Rabu, 29 Agustus 2018 – 22:46 WIB
Stan salah satu taman nasional di HAKN. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, BITUNG - Taman Wisata Alam Batu Putih di Bitung, Sulawesi Utara mendadak riuh ramai sejak Selasa (28/8) kemarin.

Suasana yang berbeda itu terlihat sejak dimulainya Jambore Nasional dan Pameran Konservasi Alam yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HAKN).

BACA JUGA: Antisipasi Karhutla, Kalteng Perpanjang Status Siaga Darurat

Acara ini dihadiri oleh sekitar 3000 peserta dari berbagai daerah. Mereka adalah aktivis konservasi, kader konservasi dan perwakilan dari 74 UPT KSDAE, dan taman nasional.

BACA JUGA: Selamatkan Alam Konservasi Indonesia Lewat Peringatan HKAN

Para pejuang konservasi seluruh Indonesia itu sebagian besar tidur di tenda yang disiapkan KLHK di area TWA Batu Putih. Selebihnya menginap di homestay dan rumah warga sekitar.

Dalam acara HAKN ini dibangun sejumlah stan taman nasional dari beberapa wilayah di Indonesia.

BACA JUGA: KLHK Galakkan Kampanye Pencegahan Karhutla

Selain membawa informasi-informasi seputar taman nasional masing-masing, mereka juga mengenalkan budaya dari daerahnya.

Termasuk memamerkan hasil karya warga dari wilayah masing-masing seperti gantungan kunci, tenun, pahatan dan ukiran kayu.

"Kami membawa alat-alat musik dan patungan pahat," ujar Johanes Ohoiledyaan, petugas Balai Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua.

Setiap perwakilan stan taman nasional melayani para pengunjung dan menjelaskan informasi seputar balainya masing-masing. Terutama mengenai keunggulan wisata alam dan budaya.

Pelajar dari sejumlah sekolah di Manado juga datang khusus mengikuti rangkaian acara HAKN ini.

Tampak para pelajar SD berebutan berfoto di stan taman nasional dari Papua dan Papua Barat.

"Kami mendapat pengetahuan baru tentang konservasi di stan-stan HAKN. Kami juga diajarkan cara menjaga lingkungan dan konservasi alam yang baik. Tidak buang sampah sembarangan dan lindungi satwa langka," kata Jelita salah satu pelajar SD swasta di Manado.

Kegiatan jambore dan HAKN ini berlangsung hangat dan kekeluargaan. Semua pejuang konservasi yang berbeda suku dan bahasa saling berkenalan, bernyanyi dan bersenda gurau bersama.

 

Suasana kebersamaan itu juga terlihat ketika makan siang. Para peserta disediakan masakan dari ibu-ibu kampung TWA Batu Putih.
Dengan wadah besar, para ibu sigap membagi rata makanan di semua piring peserta yang mengantre rapi.

Makanannya sepotong ikan bakar, sambal dabu-dabu dan tumisan sayur kol. Sederhana, tapi ketika dimakan beramai-ramai terasa nikmat.

Apalagi lokasi kegiatan itu dikelilingi dengan pepohonan tinggi sehingga makan pun serasa menyatu dengan alam.

"Untuk menjaga konservasi alam dan lingkungan kita, kami juga tidak menggunakan bahan plastik. Jadi ini tidak ada botol plastik selama kegiatan ini. Semuanya pakai botol minum. Disediakan galon air untuk isi ulang botol minum," kata MC acara itu mengingatkan semua peserta untuk taat aturan.

Selain Jambore dan Pameran Konservasi Alam, pada peringatan HKAN 2018 ini juga dilaksanakan peluncuran Situs Web Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia, Talkshow Harmonisasi Alam dan Budaya, Coaching Clinic etika berkunjung di kawasan konservasi, Workshop mengenai Kewirausahaan dan kepemanduan wisata alam, penyelamatan satwa, fotografi dan jurnalistik alam, dan Membangun kemitraan konservasi dan pengelolaan kawasan konservasi.

Upacara puncak Peringatan HKAN akan dilaksnakan pada 30 Agustus 2018, yang akan dihadiri oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, serta Gubernur Sulawesi Utara.

Bersamaan dengan puncak peringatan HKAN 2018, Menteri LHK, Siti Nurbaya akan memberikan Apresiasi Konservasi Alam dan KALPATARU, yang dilanjutkan dengan pelepasliaran satwa, dan penanaman pohon bersama para peserta Jambore. Setelah acara puncak, para peserta Jambore berkesempatan untuk mengikuti Safari pengamatan satwa di sore hari. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Setop Pertambangan Bauksit di Ketapang


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler