Pelajar Diduga Otaki 17 Pencurian

Jumat, 14 Juni 2013 – 01:18 WIB
MATARAM - Pencurian di 17 TKP  diduga diotaki pelajar. Dugaan itu muncul setelah tim Buru Sergap Polsek Cakranegara Lombok berhasil menggaruk tiga spesialis pencurian Kamis (13/6).

Tiga pelaku adalah M Natsir, 18 warga Jempong Mataram, Yudi Satriawan, 19 tahun, dan Agil Sana, 17 tahun, warga Gurun Butun, Gerung Lombok Barat. Mereka ditangkap di tempat dan waktu yang berbeda. "Pelaku sudah 17 kali mencuri," kata Kapolsek Cakranegara Kompol Arif Hidayat kepada wartawan.

Dalam penangkapan itu, polisi lebih dulu meringkus Natsir di sekolahnya, Senin lalu (10/6). Kemudian penyidik melakukan pengembangan dan berhasil menangkap Yudi di rumahnya, Selasa lalu (11/6). Sedangkan, Agil berhasil dibekuk saat bersantai di rumahnya, Rabu lalu (12/6).

Dari tangan ketiganya, polisi berhasil mengamankan empat unit TV, parang, gergaji, play station, dua unit kamera didigital, tiga unit laptop, pemanas air mandi, dan bodi motor yang digunakan pelaku sebagai kendaraan untuk mencuri. "Pelaku ini spesialis pencurian siang hari," katanya.

Ia menjelaskan, Natsir dan Yudi merupakan pelajar kelas dua di salah satu SMA di Kota Mataram. Sedangkan, Agil tidak melanjutkan sekolah, dan hanya tamat SMP. "Dua orang masih pelajar. Diduga mereka yang mengotaki pencurian ini," jelas Arif.

Berdasarkan pengakuan tiga tersangka, ungkap Arif, pelaku telah beraksi di 14 TKP untuk wilayah hukum polsek Cakra, polsek Mataram dua TKP, dan polsek Ampenan satu TKP. "Kami masih kembangkan TKP lain," ujarnya.

Ia mengungkapkan, Natsir merupakan residivis pencurian. Dia sudah tiga kali melakukan pencurian, dan telah mendekam dipenjara selama enam bulan. "Dia (Natsir) pernah maling daun pintu," kata Arif.

Sebelum menjalankan aksi, jelas Arif, tiga pelaku merencanakan lebih dulu. Biasanya mereka berkumpul usai pulang sekolah. Kemudian, memutuskan target operasinya. "Sasarannya rumah-rumah yang tinggal penghuni. Mereka memanfaatkan korban yang sedang berangkat kerja," jelasnya.

Sementara, para pelaku mencuri karena kekurangan uang belanja. Hasil curian itu dijual ke sejumlah penadah. Hasilnya akan dibagi rata. "Satu unit TV, kadang kami jual Rp 1 juta hingga Rp 2 juta," aku Natsir diamini pelaku lainnya.

Uang itu digunakan untuk membeli baju, rokok, traktiran temannya. Bahkan digunakan untuk membeli minuman keras. Selain itu, pelaku juga menghabiskan uang dengan masuk kafe. "Kami biasa curi siang saja. Di rumah orang yang ditinggal pergi," akunya.
Dalam menjalankan aksi, kata dia, mereka selalu melengkapi diri dengan linggis. Itu digunakan untuk mencongkel pintu dan jendela korban. "Paling banyak kami curi di wilayah Cakra," tandasnya. (mis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyalahguna Narkoba Dari Aparat Hingga Pejabat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler