Pelajar Harus Kedepankan Etika dalam Bermedia Sosial

Rabu, 12 April 2023 – 16:17 WIB
Kemenkominfo dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar edukasi kepada para siswa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (11/4). Foto: Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi

jpnn.com, BONE - Pelajar di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diajak mengedepankan etika ketika beraktivitas di dunia digital.

Hal itu disampaikan oleh para narasumber dalam acara yang digelar Kemenkominfo dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi pada Selasa (11/4).

BACA JUGA: Munadi Herlambang Sebut Angka Kecelakaan Lalu Lintas Didominasi Pelajar & Mahasiswa

Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Etika Pelajar di Dunia Digital.”

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Nursalam membawakan materi budaya digital. Menurutnya, penting untuk memperhatikan budaya dalam bermedia digital dan menanamkan nilai Pancasila sebagai dasar interaksi dengan orang lain di media sosial.

BACA JUGA: Wuling Almaz Hybrid Menjadi Mobil Paling Kesohor di Internet

Nursalam menilai pelajar tidak saling menghina dan mengejek, mengutamakan kepentingan bangsa di atas golongan pribadi, tidak memecah belah, memberikan kesempatan yang sama, dan bekerja sama.

“Dunia digital merupakan bagian dari kehidupan kita saat ini, sehingga kita harus memanfaatkannya dengan bijak dan sebagai sumber pembelajaran bagi semua orang. Kesimpulannya, kita harus bijak dalam bermedia digital dan menjaga interaksi kita dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya kita menjaga budaya kita,” ujarnya.

BACA JUGA: Orang Muda Ganjar Beri Bantuan Fasilitas Internet Untuk Pedagang Pasar Tulang Bawang

Manajer Cerita Santri.id Aina Masrurin menjelaskan untuk menjaga proses belajar tetap berjalan baik dan tata krama yang sopan dalam penggunaan internet.

Selain itu, kata dan Koordinator Media PW Fatayat NU DIY itu, penggunaan gadget harus terkontrol agar tak menghabiskan lebih banyak waktu dalam sehari.

Selain itu dalam berinternet, harus mampu menghadapi sejumlah tantangan seperti cyberbullying, plagiarisme, serta penggunaan karya orang tanpa izin.

“Kita harus bijak dan hati-hati dalam menggunakan media digital untuk menghindari tindakan yang tidak etis seperti menyebarkan kabar bohong atau pelecehan seksual di platform seperti TikTok dan Instagram yang rentan terjadi karena berbentuk gambar dan video. Jika mengalami masalah, bisa mencari bantuan dari guru BK atau pendampingan yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Art Enthusiast Mathori Brilyian menambahkan dalam menggunakan aplikasi percakapan dan media sosial agar selalu mengkritisi dan menganalisis sebelum membagikan sesuatu.

Selain itu, menurutnya, dalam mengakses Youtube dan Tiktok agar memprioritaskan pengingkatan pengalaman belajar dengan mengakses konten yang baik dan informatif.

“Konten yang baik harus relevan dengan topik yang ingin disampaikan dan mampu membangkitkan empati serta motivasi. Selain itu, solusi yang diberikan juga harus bermanfaat bagi orang yang melihat. Oleh karena itu, penting untuk bekerja sama dalam menyebarkan konten yang positif,” jelasnya.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BaliFiber Hadirkan Promo Paket Internet, Harganya Murah Banget


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler