Pelajar NU: Isu Lingkungan Harus Jadi Prioritas Para Pemimpin ASEAN

Rabu, 26 Juni 2019 – 07:15 WIB
Wakil Sekretaris Umum PP IPNU Najmi Mumtaza Rabbany bersama Presiden Jokowi di sela-sela ASEAN Summit, Bangkok, Thailand. Foto: Ist

jpnn.com, BANGKOK - Wakil Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Najmi Mumtaza Rabbany mewakili pemuda Indonesia dalam Forum Pemimpin Muda ASEAN (ASEAN Youth Leaders) di Bangkok, Thailand.

Kehadirannya di sana tidak dengan tangan kosong. Najmi membawa persoalan nasional yang perlu menjadi perhatian para pemimpin negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Ia bersama rekan-rekan peserta pemuda dari negara lainnya menyampaikan persoalan tersebut kepada seluruh pemimpin negara-negara ASEAN dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2019 (ASEAN Summit).

BACA JUGA: Ratifikasi Perjanjian Batas ZEE RI-Filipina Tuntas

Pada forum tersebut, Najmi menyampaikan bahwa isu lingkungan harus menjadi perhatian para pemimpin negara-negara ASEAN. Pasalnya, persoalan lingkungan telah membawa banyak dampak negatif terhadap kehidupan bangsa.

BACA JUGA: AFF Sambut Positif Rencana ASEAN jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

BACA JUGA: Jokowi Bicara Peningkatan Potensi Maritim di KTT BIMP-EAGA

“Atas nama pemuda Indonesia, saya mengusulkan isu lingkungan untuk masuk ke dalam draf pembahasan ASEAN Youth Statement, mengingat maraknya sampah laut yang mayoritas berbahan plastik di perairan laut kawasan ASEAN,” ujar pria Mahasiswa Universitas Gajah Mada ini.

Ribuan ton sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut pria 22 tahun itu, perlu penanaman mental ramah lingkungan.

BACA JUGA: Jokowi Bicara Isu Rakhine State di Retreat KTT ASEAN

“Saya rasa, di sini perlu penanaman mental ramah lingkungan di antara negara-negara anggota ASEAN demi tercapainya kelestarian lingkungan,” ungkapnya sebagai salah satu poin penting yang ia ajukan dalam ASEAN Youth Statement.

Di samping itu, dia juga mengungkapkan masyarakat ASEAN harus sudah meningkatkan inovasi untuk mengurangi persoalan tersebut. “Untuk mencapai tujuan ini salah satunya dengan mengimplementasi Carbon Market, dan berinvestasi dalam sektor teknologi dan inovasi,” kata Najmi.

Usulan tersebut diterima sebagai salah satu persoalan penting yang harus menjadi prioritas perhatian para pemimpin negara-negara Asia Tenggara, selain persoalan pendidikan dan pembangunan sosial ekonomi.

“Akhirnya setelah diskusi panjang, ada tiga fokus isu yang kami angkat dalam ASEAN Youth Statement meliputi education, environment, and inclusive socio-economic development,” terangnya.

Melalui forum tersebut, ia dan para pemuda perwakilan dari negara-negara ASEAN mendorong pemerintah untuk turut melibatkan kaum muda dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan di lingkup ASEAN.

“Selaku representasi pemuda masing-masing negara di ASEAN, kami berkomitmen penuh dan akan berkeja keras dalam mendukung terpenuhinya tanggung jawab bersama ini,” ungkap mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut.

Najmi dan rekan-rekan peserta lainnya memang tidak banyak. Namun, mereka yakin jika usulan tersebut dapat direspons dengan baik oleh para pengambil kebijakan akan memberikan dampak positif yang luas terhadap masyarakat ASEAN umumnya, dan bangsa Indonesia khususnya.

Forum Pemimpin Muda se-Asia Tenggara ini diadakan dalam rangka menyambut Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2019 (ASEAN SUMMIT) di Bangkok, Thailand yang dihadiri oleh seluruh kepala negara/kepala pemerintahan dari seluruh negara anggota ASEAN.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Hadiri Pembukaan KTT ke-34 ASEAN di Bangkok


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler