Pelajar SMA Bicara Otonomi Daerah

Minggu, 16 Juni 2013 – 12:52 WIB
JAKARTA - Animo Pelajar SMA/Sederajat dan Mahasiswa mengikuti Sayembara Nasional Penulisan Otonomi Daerah yang diadakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) begitu tinggi. Hal itu terlihat dari jumlaj tulisan yang masuk ke panitia.

Ketua Umum Apkasi Isran Noor mengatakan saat ini sudah tercatat 3 ribu lebih Pelajar SMA/Sederajat dan Mahasiswa dari 34 Provinsi di Indonesia memasukkan tulisan. "Ini menunjukan bahwa para siswa maupun mahasiswa memiliki perhatian, kepedulian dan tanggung jawab moral yang luar biasa terhadap otonomi daerah yang baru dilaksanakan selama 14 tahun di Indonesia," kata Isran dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (16/6).

Sayembara yang dimulai pada tanggal 1 Februari dan berakhir pada tanggal 31 maret 2013 ini diadakan guna mendengarkan aspirasi mengenai otonomi daerah dari para siswa dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Di Graha Batununggal Indah, Bandung, Jawa Barat, Isran menyerahkan  hadiah serta penghargaan bagi Pemenang dari wilayah Prov. DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

“Rekomendasi maupun pandangan dari karya tulis ilmiah ini akan kami ambil untuk menjadi bahan rujukan dalam implementasi otonomi daerah, karena apa yang mereka tuangkan dalam karya tulis itulah yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari dalam pelaksanaan otonomi daerah selama ini,” katanya.

Isran menyebutkan bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam pelaksanaan system otonomi daerah dan disentralisasi itu banyak tanggapan, anggapan, respon dan tantangan dari masyarakat. Ada yang mengatakan otonomi daerah itu gagal, ada yang mengatakan otonomi daerah itu menyebabkan korupsi dimana-mana, ada yang mengatakan otonomi daerah itu menciptakan raja-raja kecil di daerah-daerah, tetapi ada juga bahwa otonomi daerah itu berhasil sukses dan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat kita.

“Otonomi daerah bukan keinginan dari penguasa, namun merupakan tuntutan dari demokrasi dan yang paling penting adalah merupakan merupakan komitmen dan amanah untuk mensejahterakan bangsa ini,” ujarnya.

Menurut Isran dalam sistem sentralisasi hampir semua orang menyatakan masalah kebebasan yang tersumbat dan banyak hal yang tidak dapat di nikmati oleh masyarakat daerah, “Tapi dengan adanya otonomi daerah masyarakat di kabupaten kota dan propinsi bebas mentukan arah dan keinginan pembangunan di daerah-daerah mereka, bahkan kini mereka dapat memilih langsung kepala daerahnya, ini adalah salah satu manfaat dan hak asaasi serta hak demokrasi seluruh rakyat demokrasi di setiap daerah, terlepas dari banyaknya permasalahan dan problema di lingkungan social, ini adalah salah satu manfaat dari adanya otonomi daerah,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Panitia Kegiatan, Sofyan Hasdam. Ia menyebutkan bahwa sentralistik yang seluruhnya dikendalikan oleh Pusat membuat daerah menjalani masa-masa sulit. “Ini sangat menyulitkan bagi kehidupan di daerah-daerah dan hal ini juga dirasakan oleh para guru, dan dengan berjalannya Otonomi Daerah saya rasa banyak hal-hal yang berubah ke arah yang lebih baik,” kata pria yang pernah menjabat wali kota Bontang ini. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Sertifikasi Guru Cair

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler