JAKARTA - Hukuman keluar lapangan yang diterima point guard Dell Aspac Jakarta Andakara Prastawa Dhyaksa dianggap sebagai pelajaran berharga. Sang ibu Julisa Rastafari menilai, Prastawa harus lebih banyak belajar menghadapi pertandingan ketat.
"Saya yakin Prastawa tak ada niat untuk melakukan foul seperti itu. Dia pemain yang lurus. Sejak awal kami selalu menekankan kepadanya untuk bermain secara sportif. Tapi ini pelajaran untuknya," terang Julisa.
Seperti diketahui, Prastawa harus dikeluarkan dari lapangan setelah melakukan dua kali unsportsmanlike foul ketika Aspac bersua juara bertahan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di NBL Indonesia seri kedua lalu. Tanpa mengecilkan peran pemain lain, keluarnya Prastawa membuat alur distribusi bola Aspac menjadi berantakan.
Selama ini anak pasangan Rastafari Horongbala dan Julisa tersebut memang memiliki peran sentral bagi Aspac. Statistik pertandingan bisa menjadi acuan. Hingga kini, Prastawa masih menjadi top scorer liga dengan rerata 15,50 poin per pertandingan. Salah satu yang menjadi senjata Prastawa ialah akurasi three point yang mencapai 53 persen. Catatan itulah yang membuat Prastawa disebut-sebut bakal meraih gelar rookie of the year NBL musim ini.
Julisa yang juga mantan pemain dan pelatih Timnas menambahkan, Prastawa harus bisa memetik pelajaran berharga dari kejadian itu. "Ketika seorang pemain melakukan tindakan konyol, itu bisa menjadi sebuah kerugian besar untuk tim," tegas Julisa.
Dia menambahkan, dengan usia yang masih sangat muda, Prastawa memang belum memiliki kematangan bermain yang stabil. Namun, seiring berjalannya waktu, Julisa yakin sang buah hati bisa menjadi pemain yang lebih mature. Apalagi, dia melihat kekompakan para pemain senior Aspac sangat bagus. Mario Gerungan dkk mampu membimbing Prastawa menjadi pribadi yang lebih baik.
"Tapi saya yakin jika Prastawa memang tidak sengaja melakukan unsportsmanlike foul. Ya sudah karena nasi sudah menjadi bubur. Itu harus menjadi pelajaran untuknya agar tak terulang lagi di pertandingan-pertandingan selanjutnya," ucap wanita berkaca mata tersebut. (jos/mas/jpnn)
"Saya yakin Prastawa tak ada niat untuk melakukan foul seperti itu. Dia pemain yang lurus. Sejak awal kami selalu menekankan kepadanya untuk bermain secara sportif. Tapi ini pelajaran untuknya," terang Julisa.
Seperti diketahui, Prastawa harus dikeluarkan dari lapangan setelah melakukan dua kali unsportsmanlike foul ketika Aspac bersua juara bertahan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di NBL Indonesia seri kedua lalu. Tanpa mengecilkan peran pemain lain, keluarnya Prastawa membuat alur distribusi bola Aspac menjadi berantakan.
Selama ini anak pasangan Rastafari Horongbala dan Julisa tersebut memang memiliki peran sentral bagi Aspac. Statistik pertandingan bisa menjadi acuan. Hingga kini, Prastawa masih menjadi top scorer liga dengan rerata 15,50 poin per pertandingan. Salah satu yang menjadi senjata Prastawa ialah akurasi three point yang mencapai 53 persen. Catatan itulah yang membuat Prastawa disebut-sebut bakal meraih gelar rookie of the year NBL musim ini.
Julisa yang juga mantan pemain dan pelatih Timnas menambahkan, Prastawa harus bisa memetik pelajaran berharga dari kejadian itu. "Ketika seorang pemain melakukan tindakan konyol, itu bisa menjadi sebuah kerugian besar untuk tim," tegas Julisa.
Dia menambahkan, dengan usia yang masih sangat muda, Prastawa memang belum memiliki kematangan bermain yang stabil. Namun, seiring berjalannya waktu, Julisa yakin sang buah hati bisa menjadi pemain yang lebih mature. Apalagi, dia melihat kekompakan para pemain senior Aspac sangat bagus. Mario Gerungan dkk mampu membimbing Prastawa menjadi pribadi yang lebih baik.
"Tapi saya yakin jika Prastawa memang tidak sengaja melakukan unsportsmanlike foul. Ya sudah karena nasi sudah menjadi bubur. Itu harus menjadi pelajaran untuknya agar tak terulang lagi di pertandingan-pertandingan selanjutnya," ucap wanita berkaca mata tersebut. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Milanisti Indonesia Berhamburan ke Lapangan
Redaktur : Tim Redaksi