Pelaku Bisnis Harus Tahu Peak Hours Selama Ramadan, Ini Penjelasannya

Senin, 13 Maret 2023 – 15:42 WIB
Data masyarakat memburu untuk berbelanja jelang ramadan akan meningkat. Foto: dok IDN

jpnn.com, JAKARTA - Momen Ramadan sebelum Lebaran sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim tanah air termasuk para pelaku bisnis.

Para para pelaku bisnis bisa meningkatkan konsumsi masyarakat di berbagai lini produk dan jasa yang dibeli baik secara daring maupun langsung di momen bulan puasa.

BACA JUGA: Rekomendasi Warna Lip Cream yang Cocok di Bulan Puasa, Enggak Bikin Pucat

Meski frekuensi makan masyarakat selama Ramadan berkurang karena berpuasa, mereka justru cenderung membelanjakan lebih banyak uangnya untuk makanan dan minuman, terlebih di momen-momen seperti buka puasa dan sahur.

Dari segi konsumsi konten pun, terjadi peningkatan aktivitas daring selama bulan Ramadan.

BACA JUGA: Pantau Harga Pangan Menjelang Ramadan, Polda Riau: Masih Aman, Belum Ada Inflasi

Berdasarkan data internal yang berhasil dihimpun IDN Media, perusahaan platform media yang menyasar milenial dan Gen Z di Indonesia, terdapat empat peak hours selama bulan Ramadan yaitu pada saat sahur, jam istirahat siang, menjelang buka puasa, dan malam setelah ibadah tarawih.

Dalam pernyataannya di event Winning Ramadan with IDN Media pada bulan Februari 2023, CEO IDN Media Winston Utomo menyampaikan tentang pentingnya memanfaatkan peak hours di bulan Ramadan untuk memenuhi kebutuhan brand.

BACA JUGA: Tahun Ini Ria Ricis Kemungkinan Tidak Menjalankan Ibadah Puasa

"Sebagai one stop media platform bagi generasi Millennial dan Gen Z di Indonesia, IDN Media sangat memahami kebutuhan brand partners untuk memaksimalkan peluang bisnis di bulan Ramadan. Oleh karena itu, kami mengajak brand dan content creator untuk berinteraksi mempersiapkan menyambut momentum tersebut," ujar Winston.

Pada kesempatan yang sama, CMO Lazada Indonesia Intan Ayu Kartika mengungkapkan meningkatkan relevansi brand terhadap audiens dengan meluncurkan konten di peak hour selama Ramadan terbukti dapat memenangkan hati audiens.

“Di momen Ramadan tahun lalu, Lazada telah melakukan placement di Popmama.com, media digital IDN Media yang berfokus ke ibu muda, untuk campaign Ramadan kami dan memiliki hasil yang cukup memuaskan. Itu adalah cara kami agar dapat memenangkan hati dan pikiran audiens di peak hour selama Ramadan,” ujar Intan.

Perubahan pola konsumsi dan intensi belanja masyarakat juga dapat dipantau melalui hasil pencarian terpopuler di platform online saat momen Ramadan.

IDN Media juga melakukan riset ini untuk memahami perilaku audiens mereka saat momen Ramadan.

Melalui berbagai data entry point di berbagai platform media yang dimilikinya pada Ramadan tahun lalu, IDN Media mencatatkan pertumbuhan traffic sebesar 92% di IDN Times, media news dan entertainment, untuk topik-topik seputar telepon genggam baru saat lebaran.

Selain itu soal tempat buka puasa instagenic, dan bahkan paket data Ramadan.

Sementara di FORTUNE Indonesia, terdapat peningkatan traffic sebesar 175% di websitenya untuk keyword smartphone flagship terbaik, kredit kendaraan terjangkau, dan asuransi tepercaya.

Bagi para pelaku bisnis, Ramadan merupakan salah satu momentum yang tepat untuk menjangkau para konsumen.

Meskipun demikian, persaingan di industri masing-masing menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis untuk menjadi top of mind di hati target audiens mereka.

Diperlukan strategi pemasaran yang kreatif, relevan dan efektif agar dapat memenangkan hati konsumen di momen ini. 

Pertanyaan mengenai strategi pemasaran yang efektif untuk masing-masing industri di momen Ramadan juga kerap dihadapi oleh ICE, sebuah platform yang menjembatani kolaborasi antara content creator dan brand atau advertiser.

Meski pertumbuhan budget yang dikeluarkan brand untuk content creator marketing meningkat pesat – diproyeksikan mencapai 2,7 triliun, meningkat 28% dari tahun sebelumnya – tak jarang pelaku bisnis belum memahami efektivitas strategi pemasaran ini.

Pada kesempatan yang sama, Vice President ICE Hana Novitriani juga memberikan pemaparan kepada para pelaku bisnis dan perwakilan brand mengenai efektivitas content creator marketing.

“Content creator marketing dapat membantu brand membangun kepercayaan sehingga konsumen semakin loyal terhadap brand. Selain itu, dapat dilihat juga ROI (return of investment) dari setiap $1 yang diinvestasikan di content creator marketing akan menghasilkan 4.87 kali lipat,” ujar Hana.

Menurut Hana, content creator marketing kini menjadi sebuah kebutuhan bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan kepercayaan konsumen di tengah persaingan dari kompetitor di ranah digital.  

Sebagai platform yang telah menangani ratusan kampanye pemasaran di momen Ramadan tahun lalu bersama para content creator dan brand, ICE melihat ada tiga jenis konten yang paling banyak dicari dan menarik banyak engagement di bulan Ramadan yaitu konten religius, inspiratif, dan hiburan atau komedi.

Ketiga jenis konten inilah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan visibilitas brand, branding equity, serta memaksimalkan penjualan produk dan jasa.

Seiring perkembangan teknologi informasi saat ini dan semakin banyaknya konten yang beredar di ranah digital, masyarakat juga semakin cerdas dan kritis menanggapi setiap konten promosi yang mereka temui.

Dalam industri content creator marketing, brand perlu menanamkan sikap kolaboratif saat bekerja sama dengan content creator, termasuk memberikan kebebasan dalam menciptakan campaign dengan pesan yang inovatif melalui sentuhan orisinil sesuai gaya dan segmen audiens masing-masing content creator.

Sejatinya, campaign digital yang sukses tak hanya dilihat dari jumlah views atau like yang tinggi di platform sosial media, tetapi juga dilihat dari dampak positif yang dihasilkan melalui pesan kreatif campaign tersebut untuk para audiensnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler