Pelaku Teror Solo Profesional

Sabtu, 01 September 2012 – 09:08 WIB
JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy, mensinyalir pelaku teror penembakan anggota Polri di Solo, Jawa Tengah, dilakukan oleh orang profesional. Dia menegaskan, persoalan teror itu harus mendapat perhatian serius.

"Saya kira bukan persoalan sederhana, saya lihat pelakunya cukup profesional dan berani, karena yang disatroni bukanlah warga sipil melainkan polisi yang berada di pos pengamanan," kata Aboebakar, Sabtu (1/9). Dijelaskan, teror ini harus mendapatkan perhatian serius karena dalam rentang waktu sekitar setengah bulan, telah
terjadi tiga kali serangan terhadap Pos Polisi di Solo. Apalagi, kata dia, semua aksi mulai dari Pos Polisi dekat Swalayan Matahari Singosaren, Pos Pengamanan Lebaran 06 Gladag Surakarta serta Pospam Gemblegan, ditujukan kepada polisi.

"Bila aparat polisi saja sudah menjadi target teror, lantas bagaimana nasib warga sipil yang tak tahu soal pengamanan apalagi senjata," katanya.

Menurut Aboebakar, memang sulit untuk mengatakan bahwa kejadian ini hanya kriminal murni. "Terdapat indikasi kuat bahwa ini adalah teror," tegasnya.

Politisi PKS itu menjelaskan, selain memiliki sasaran yang sama yaitu polisi, para pelaku terlihat sudah cukup profesional. Mereka, lanjut Aboebakar, diduga telah melakukan pengamatan dan pengintaian, serta mereka melakukan penyerangan dengan sangat cepat.

"Karena saya kira bukan cuma masyarakat saja yang resah, para petugas dilapanganpun pasti akan was-was, apalagi keluarga mereka,  karena sekarang semua sudah tahu, bahwa polisi di lapanganlah yang menjadi sasaran teror tersebut," ujarnya.

Terlepas dari kondisi yang ada, lanjut Aboebakar, kepolisian harus segera melakukan tindakan pencegahan agar teror ini tidak berlanjut. "Bila memang ada
keluhan soal kinerja Kapolres setempat, tidak berlebihan memang bila dilakukan pergantian," imbuhnya. Di sisi lain, Aboebakar mengatakan, polisi harus merespon ini secara proporsional.

Dia mengingatkan, jangan sampai ada penetapan kondisi Siaga I tanpa ada perhitungan yang matang, karena hal ini akan dapat berpotensi membawa keresahan pada masyarakat. "Semua pihak harus pula menahan diri, jangan dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak benar berkaitan dengan status Siaga I tersebut," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY: Ada Jaringan Besar Di Belakang Teror Solo

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler