jpnn.com - JAKARTA - Korea Utara tidak akan mengirimkan pejabat tinggi negara itu untuk menghadiri pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla hari Senin besok (20/10). Penegasan ini kembali disampaikan pihak Kedutaan Besar Republik Demokratik Rakyat Korea di Jakarta kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu (19/10).
Dalam pertemuan dengan sejumlah jurnalis Indonesia hari Kamis (16/10), Dubes Korea Utara, Ri Jong Ryul, mengatakan sebenarnya Korea Utara memiliki keinginan mengirimkan delegasi untuk menghadiri pelantikan Jokowi. Dubes RI pun sempat menghubungi Pyongyang agar mengirimkan delegasi dimaksud.
BACA JUGA: Hindari Gejolak, Jaksa Agung Harusnya dari Internal
Namun keinginan itu dibatalkan setelah pihak Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa kehadiran tamu-tamu dari luar negeri dalam pelantikan Jokowi bersifat voluntarily atau sukarela, serta tidak ada undangan khusus yang dikeluarkan pihak Kemenlu RI.
“Kabar itu (Korut mengirimkan pejabat tinggi untuk menghadiri pelantikan Jokowi) tidak benar,” ujar Konselur Kedubes Korut Choe Hui Chol, beberapa saat lalu.
BACA JUGA: Nilai Mega tak Punya Semangat Rekonsiliasi
Ketidakhadiran pejabat Korut dalam pelantikan Jokowi tidak akan berimplikasi pada hubungan baik kedua negara.
Bagaimana pun juga, Korea Utara adalah negara pertama yang mengirimkan pejabat tinggi untuk bertemu langsung dengan Jokowi di Jakarta setelah kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 semakin tampak nyata di depan mata. Pertengahan Agustus lalu, Menlu Korut Ri So Jong menyempatkan diri menemui Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta.
BACA JUGA: Ini Kesuksesan SBY di Bidang Infrastruktur Nasional
Dalam pertemuan itu, Menlu RI menyampaikan salam hangat dari Marshal Kim Jong Un. Menlu Ri juga mengundang Jokowi berkunjung ke Korut.
Dalam pertemuan itu juga disepakati sejumlah agenda yang akan dikerjakan kedua negara untuk memperkuat hubungan baik selama ini. Dalam waktu tidak lama lagi, Indonesia akan mengirimkan delegasi bisnis ke Pyongyang. Selanjutnya, Korut juga akan mengirimkan delegasi bisnis ke Indonesia.
Dubes Ri beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Indonesia dan Korut akan bekerjasama di sektor energi listrik dan obat-obatan herbal.
Informasi lain yang diperoleh redaksi menyebutkan bahwa sejak 1999 pihak Indonesia menjadi konsumen kapal-kapal laut berukuran 1.000 hingga 5.000 ton buatan Korut. Kapal-kapal itu memiliki kemampuan menahan gelombang berukuran besar. (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengalihan Lalu Lintas saat Pelantikan Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi