jpnn.com, MALANG - Arema FC akan menghadapi Sriwijaya FC dalam laga babak delapan besar Piala Presiden 2018, Minggu (4/2) malam di Stadion Manahan, Solo.
Skuat Arema FC punya hasrat berlipat untuk bisa mempertahankan gelar juara Piala Presiden. Selain soal motivasi tersebut, ada banyak ”bumbu” yang membuat pertandingan Arema FC vs Sriwijaya FC patut dinantikan pencinta sepak bola.
BACA JUGA: Arema FC vs Sriwijaya FC, Begini Komentar Adam Alis
Bumbu itu mulai dari sisi teknis, gengsi, hingga kutukan. Dari segi teknis, pelatih kedua tim bisa jadi saling mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Pelatih Arema FC Joko ”Gethuk” Susilo merupakan asisten pelatih Rahmad Darmawan saat masih menukangi Arema FC dulu. Saat ini, pelatih yang akrab disapa RD ini menukangi Sriwijaya FC.
Sedangkan dari sisi gengsi, terlalu banyak pemain eks Arema FC yang saat ini membela Sriwijaya FC. Mereka adalah Adam Alis, Esteban Vizcarra, Hamka Hamzah, Beto Goncalves, Ponaryo Astaman, Herman Dzumafo, hingga Irsyad Maulana.
Sedangkan aroma kutukan, Arema FC terlalu sering kalah dari Sriwijaya FC saat bertanding di Stadion Manahan, Solo.
Dari empat laga, Arema FC hanya menang sekali, yakni saat tahun lalu mengandaskan Sriwijaya FC di babak delapan besar Piala Presiden 2017.
Sedangkan tiga laga lain, Arema FC selalu kalah. Yakni, di Final Copa Dji Sam Soe 2010, saat itu kalah dengan skor 1-2.
Lalu, Arema FC kalah 0-1 saat laga Inter Island Cup 2012. Dan terakhir adalah semifinal leg kedua Piala Presiden 2015, Arema FC kalah 1-2.
Terkait kutukan tersebut, pelatih Arema FC Joko ”Gethuk” Susilo menampik adanya hal semacam itu.
”Tidak ada hal semacam itu. Masak sekarang masih percaya pada hal takhayul seperti itu,” ucapnya di sela-sela perjalanan ke Solo, Jumat (2/2).
Menurut dia, terkait banyaknya eks penggawa Arema FC, itu merupakan hal biasa dalam sepak bola.
”Sebab, mantan pemain Arema itu pasti akan ada di mana-mana,” imbuhnya dengan nada bercanda.
Dia menambahkan, pemain seperti Ponaryo Astaman dan Herman Dzumafo juga pernah memperkuat tim berjuluk Singo Edan, tapi hal tersebut tidak akan memengaruhi profesi mereka sebagai pesepakbola profesional.
Jadi, dia berpendapat bahwa tidak seharusnya timnya menanggapi hal tersebut. ”Sebaiknya kami fokus pada pertandingan saja,” tambah bapak lima anak itu.
Perihal pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, Gethuk tidak ingin terlalu menanggapi jika dia pernah menjadi asisten pelatihnya.
Namun, dia berpendapat bahwa pelatih tim berjuluk Laskar Wong Kito ini dalam satu tahun terakhir semakin lihai meracik strategi.
”Saya melihat setelah pulang dari Malaysia, dalam meracik timnya dia menjadi berubah,” terang eks pemain Arema era Galatama itu.
Untuk diketahui, pada musim sebelumnya, RD membesut tim asal Malaysia Tetengganu FC II (T-Team).
Meski mengaku tidak bisa menjelaskan secara teknis detailnya, tapi Gethuk merasakan perubahan besar pada pelatih yang pernah bekerja sama dengannya itu. ”Paling tidak saya merasakannya begitu,” tambah Gethuk.
Sedangkan untuk strategi, Gethuk enggan menjelaskan. Tapi, berdasarkan prediksi Radar Malang (Jawa Pos Group), kemungkinan Arema FC akan menggunakan strategi tridente (tiga striker di depan) untuk membuat kocar-kacir pemain belakang Sriwijaya FC.
Tiga pemain yang mempunyai kecepatan kemungkinan akan dijadikan striker. Mereka adalah Dedik Setiawan, Rivaldy Bawuo, dan Dendi Setiawan.
Khusus untuk Rivaldy dan Dendi, dua pemain ini kemungkinan akan bermain agak ke belakang sehingga bisa membantu lini tengah.
Sementara itu, salah satu pemain Arema Hanif Sjahbandi juga berpendapat serupa. Menurut dia, bertemu kawan lama tidak akan menyurutkan mentalnya untuk meraih kemenangan.
”Kami hanya akan menjadi lawan selama 90 menit, setelah itu tetap jadi teman,” ujar Hanif. Dia meyakini jika dirinya dan rekan-rekannya bisa bersikap layaknya pemain sepak bola di Liga 1 2018.
”Ya kami bermain layaknya pemain sepak bola profesional sajalah,” tambah pemain kelahiran Bandung tersebut.
Meski begitu, dia beranggapan bahwa pemain yang merupakan kawan lama seperti Adam Alis maupun Esteban Vizcarra merupakan pemain yang berbahaya. ”Mereka adalah pemain bagus. Hebat,” ujarnya.
Hal hampir sama juga diungkapkan pemain Arema FC yang lain, Johan Alfarizie. Dia mengaku tidak akan mewaspadai satu dua pemain saja.
Dia juga menegaskan tidak akan terpengaruh dengan kawan lama yang saat ini memperkuat Sriwijaya FC.
”Sebab, menurut saya, yang harus diwaspadai adalah semua pemain dari Sriwijaya FC,” tegas pemain bernomor punggung 87 tersebut.
Sementara itu, pemain Sriwijaya FC Adam Alis yang tahun lalu membela Arema FC menyatakan, pemain Arema FC berbahaya karena mempunyai kecepatan.
Saat ditanya siapa yang paling diwaspadai, dia menyebut satu nama. ”Dedik Drogba,” katanya berseloroh. Yang dimaksud Adam Alis adalah Dedik Setiawan yang memang dikenal punya kecepatan.
Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan mengaku tidak mau meremehkan Arema FC. ”Mereka adalah tim yang solid, kompak, dan selalu agresif,” kata RD. (gg/c2/riq)
Redaktur & Reporter : Soetomo