Pelatih Muda Ini 'Dibuang' PSSI, Kini Malah Jadi Direktur Pembinaan di Klub Bahrain

Minggu, 09 Agustus 2015 – 06:23 WIB
Rudy Eka Priyambada (tengah). FOTO: twitter

jpnn.com, JAKARTA - Rudy Eka Priyambada, pelatih muda asal Indonesia, kini mulai menjalani tugasnya di akademi klub Al Najma, Bahrain. Dia berharap menjadi pembuka keberanian pelatih asal Indonesia untuk menguji performa di luar negeri

MUHAMMAD AMJAD, Jakarta

BACA JUGA: PSSI Pesimistis Hadapi Uji Coba Timnas

-----------------------------------------------------

USIANYA baru 32 tahun, tapi kapasitas dan kualitasnya, sudah diakui di Asia. melebihi pelatih-pelatih yang memiliki nama beken di Indonesia seperti Benny Dollo, Rahmad Darmawan, bahkan Aji Santoso.

BACA JUGA: Blanco Tolak Melatih Timnas U-19

Karena kualitas itulah, mampu mengantarkan pelatih yang berlisensi A AFC tersebut kini menangani akademi klub Divisi 2 Bahrain, Al Najma. Di klub senior, dia menjadi asisten pelatih rekannya saat masih mengikuti kursus kepelatihan, Ali Asoor.

"Saya sudah tanda tangan kontrak dari 1 Agustus lalu. Sudah resmi dan mulai melatih sekarang, di akademinya juga saya sudah mulai bekerja untuk membangun program," katanya melalui pesan singkat, Rabu (5/8).

Di Bahrain, Rudy mengaku mendapatkan bayaran yang pantas dan lingkup kerja yang lebih luas. Jika di Indonesia dia hanya menjadi asisten pelatih, di Bahrain tanggung jawab Rudy lebih besar dengan menjadi direktur pembinaan usia muda.

Pelatih yang pernah melatih di klub non profesional, di salah satu negara bagian Australia itu, mengaku hanya dikontrak satu musim. Tapi ukuran lamanya kontrak bukanlah menjadi penilaian dari kualitasnya. Sebab, dia ternyata sempat ditawari durasi kontrak lebih panjang.

"Awalnya mereka minta saya untuk bergabung selama tiga tahun ke depan, tapi saya memutuskan untuk menerima satu musim dulu. Saya ingin lihat situasinya terlebih dahulu, baru nanti diputuskan, lanjut atau bagaimana," ungkapnya.

Kualitas pelatih asal Jakarta itu sebenarnya sempat diragukan oleh PSSI dan tak diluluskan saat mengikuti ujian lisensi C AFC. Dia tak putus asa dan mencari kursus lisensi di negara lain, hasilnya, dia justru menjadi lulusan terbaik sampai mendapat beasiswa Future Asia, AFC.

Al Najma sendiri merupakan klub yang berbasis di kota Manama dan tengah berkompetisi di divisi II liga Bahrain setelah terdegradasi. Mereka ingin promosi, sekaligus menguatkan pembinaan pemain muda mereka untuk menyokong klub ke depan.

Dipilih Karena Dikenal Lulusan Terbaik Beasiswa AFC

Di dalam negeri, Rudy memang tak memiliki reputasi yang wah. Tapi di level Asia, lulusan terbaik kursus lisensi C dan peraih beasiswa Future Asia untuk Lisensi B AFC tersebut diakui kemampuannya.

Ciri khas Rudy, adalah pada kemampuan analisanya yang di atas rata-rata pelatih lainnya. Itu yang membuat Ali Asoor, ingat betul dengan Rudy saat membutuhkan asisten. Selain itu, dia juga disebut memiliki kemampuan membangun dan mengelola program pembinaan yang mumpuni.

"Saya mendatangkan Rudi karena saya mengenalnya ketika mengikuti program kepelatihan Future Asia. Saya melihat kemampuan dan kapabilitasnya sebagai pelatih dapat membantu kami di Bahrain," kata Ali Asoor, di situs klub.

Memang, kemampuan Analisa Rudy cukup mumpuni membantu tim menghadapi pertandingan. Timnas U-19, adalah salah satu yang memanfaatkan tenaganya saat berjuang lolos ke kualifikasi Piala Asia.

Sayang, setelah lolos, dia justru tak dilibatkan lagi dalam ajang Piala Asia U-20. Alasan saat itu tak diutarakan ke publik dan masih menjadi misteri hingga saat ini.

Rudy ingin menunjukkan, bahwa kualitas pelatih asal Indonesia juga pantas diperhitungkan di Asia. Dia berharap, jejak langkahnya berjuang di liga luar, juga bisa membuka pintu bagi pelatih Indonesia lainnya berani bersaing di luar.

"Saya berharap ini bisa menjadi inspirasi pelatih di Indonesia untuk berani menerima tantangan melatih di luar," tegas dia. (*)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler