Pelatihan Rantai Nilai Bantu Petani di Kendal Tingkatkan Keuntungan

Selasa, 23 November 2021 – 11:37 WIB
Pelatihan rantai nilai di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, KENDAL - Rantai nilai memiliki peran strategis dalam pembangunan pertanian, bisa meningkatkan hasil panen petani.

Hal inilah yang tengah dimasifkan Kementerian Pertanian melalui program IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program).

BACA JUGA: Ningsih Tak Terima Anaknya Ditahan Polisi, Dituduh Terlibat Pengeroyokan, Brigjen Rudi Turun Tangan

Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dinas pertanian setempat menggelar fasilitasi rantai nilai melalui kegiatan bertajuk 'Kegiatan Temu Usaha'.

Acara berlangsung di lima titik kecamatan, yakni Kecamatan Kendal, Widodaren, Mantingan, Kedunggalar, dan Kecamatan Ngrambe.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Ajak Petani Jateng Gerakkan Ekonomi Nasional dengan Food Estate

Narasumber pelatihan Galih Wiranegara mengatakan giat ini bertujuan untuk mempertajam dan lebih mendekatkan pelaku utama dengan usaha yang sesuai dengan potensi yang ada di setiap titik lokasi kegiatan.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperpendek rantai pemasaran komoditas sehingga margin petani dapat ditingkatkan.

"Kami juga berharap rantai nilai ini mampu merangsang petani untuk memberikan nilai tambah bagi produk yang dihasilkan dengan sentuhan di pasca panen dan pengolahan," ujar dia melalui keterangan tertulisnya.

Galih menjelaskan para peserta juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya kegiatan on farm sekaligus kegiatan off farm.

Tujuannya tak lain agar petani tidak hanya menguasai hulu akan tetapi juga menguasai hilirnya.

"Pesertanya itu dari poktan peserta SL (sekolah lapangan) 2021 dari Kecamatan Kendal, Kecamatan Gerih, dan Kecamatan Geneng dengan jumlah peserta 50 orang," kata dia.

"Terdiri dari 39 orang peserta laki-laki dan sebelas orang peserta perempuan didalamnya juga hadir beberapa petani muda yang nantinya diharapkan akan menjadi petani milineial yang adaptif dan inovatif," jelasnya.

Peserta diberi motivasi untuk mempanfaatkan teknologi telekomunikasi yang berkembang pesat guna mengenalkan produk dan memperluas pemasaran, bagaimana kelebihan jika bergabung dalam sebuah korporasi, bagaimana cara branding produk dan packaging yang menarik sehingga menarik minat pembeli.

"Kami juga mengaajak peserta khususnya yang masih usia milineial untuk bergabung di Rumah Inspirasi Cah Angon yang merupakan tempat kumpul atau komonitas anak muda. Untuk membahas dan meningkatkan minat anak muda berwirausaha, mencari solusi terhadap berbagai masalah dan untuk menggali potensi pemuda pemuda Ngawi dengan arah industri yg berbasis pertanian (agroindustri)," kata Galih.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.

"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” ujar Dedi. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Rantai Nilai   Kendal   petani   Jateng  

Terpopuler