JAKARTA - Mantan Kadensus 88/Antiteror Polri Brigjen Pol Surya Dharma mempunyai analisa atas peristiwa peledakan bom di Hotel J.WMarriott dan Ritz Carlton, Jumat (17/7) lalu
BACA JUGA: Polsek Perbatasan Diminta Waspada
Menurutnya, peledakan yang hingga kini menewaskan sembilan orang itu diperkirakan melibatkan orang dalam."Sudah dianalisa, bahwa pengeboman itu sekecil apapun pasti ada dukungan orang dalam," kata Surya Dharma seusai menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi swasta, tadi malam
Dukungan itu terkait dengan bisa masuknya bom ke dua hotel bintang lima tersebut
BACA JUGA: Polisi Pastikan Warga Belanda
"Yang bantu meloloskan," imbuhnya.Pensiunan polisi itu membantah jika pelaku peledakan terlebih dulu merakit bom di dalam hotel sebelum melakukan aksinya
BACA JUGA: Polisi Non Stop Telisik DNA
Tidak ada perakit yang melakukan di dalam hotel," katanyaSelama ini, diduga bom yang diledakkan dirakit terlebih dulu di kamar 1808 di Hotel J.WMarriott yang digunakan sebagai tempat menginap pelakuItu berdasarkan temuan satu bom aktif yang masih tertinggal di kamar itu dan belum sempat diledakkan.
Surya Dharma berkeyakinan jaringan Al Qaeda berada di balik aksi pengebomanJaringan itu bekerja rapi dan penuh perhitunganSelain itu, jaringan juga memiliki pembagian tugas yang jelas"Tidak ada pelaku pengeboman yang belajar buat bom," urainya
Dengan alasan itu, dia yakin bahwa bom tidak dirakit di dalam hotel"Jadi sudah jadi bom baru dibawa ke dalam," terangnyaLolosnya bom ke dalam Hotel J.WMarriot dan Ritz Carlton diduga juga karena lemahnya sistem keamanan internal dua hotel mewah itu.
Terkait dengan telunjuk yang mengarah ke jaringan Al Qaeda sebagai pihak di balik aksi pengeboman, Surya Dharma menjelaskan, hal itu didasari fakta-fakta hukum yang ditemukan"Pola, modus sama dengan bom Bali yang juga ada hubungannya dengan Al Qaeda," terangnya lantas menyebut suplai dana juga dari organisasi itu.
Lantas mengapa Indonesia yang menjadi sasaran para teroris itu? Surya Dharma menjelaskan, Jamaah Islamiyah sudah membagi ke dalam beberapa zonaMisalnya, Malaysia dan Singapura sebagai zona ekonomi"Orang luar negeri yang muslim, lebih besar menyumbangnya dari orang Indonesia," kata dia.
Nah, Indonesia menjadi daerah trainer untuk melakukan operasi ?operasi. Yakni untuk pelatihan setelah kamp JI dibubarkan Al Qaeda dan dipakse keluar dari AfgahnistanSelanjutnya, mereka membangun kamp di Mindanao, Filiphina, yang disebut kamp Abu Bakar"Indonesia tempat melakukan operasional dengan prediksi kalau Indonesia biasa dikuasai, maka Indonesia akan menyerang Singapura, Malaysia, Thailand, dan seterusnya," jelasnya(fal/pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Rahasiakan Identitas Pelaku
Redaktur : Tim Redaksi