jpnn.com, SURABAYA - jpnn.com - PT Pelabuhan Indonesia III menandatangani nota kesepahaman dengan PT Barata Indonesia.
Ke depan, PT Barata Indonesia menyuplai crane untuk kebutuhan bongkar muat di pelabuhan.
BACA JUGA: Pelindo III Gandeng Bulog dan Pelni
Selain dengan Barata, Pelindo III menggandeng beberapa BUMN strategis lain dan perusahaan swasta.
Dirut Pelindo III Orias Petrus Moedak menyatakan, selama ini crane yang digunakan untuk kegiatan di pelabuhan didatangkan dari mancanegara.
BACA JUGA: Pelindo III-PGN Garap Bisnis Gas di Pelabuhan
”Sekarang semangatnya bagaimana meningkatkan local content,” ujarnya di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman di kantor Pelindo III, Surabaya, Jumat (10/3).
Dia menambahkan, masih terlalu dini untuk mematok target persentase konten lokal.
BACA JUGA: Pelindo III Lantik Direksi Anak Perusahaan
”Tidak mungkin langsung 65 persen. Tahap awal 30 persen masih memungkinkan,” kata dia.
Sambil menunggu realisasi dari nota kesepahaman tersebut, pengadaan peralatan baru pada tahun ini tetap berjalan.
Pada tahun ini, belanja modal Pelindo III dipatok Rp 4,8 triliun, termasuk untuk pengadaan peralatan dan pembangunan fasilitas pelabuhan.
Sementara itu, perhitungan belanja modal hingga tiga tahun ke depan atau sepanjang 2017–2019 sebesar Rp 11 triliun.
”Dengan mengutamakan produk buatan dalam negeri, secara bertahap Indonesia bisa jadi bangsa mandiri,” jelas dia.
Dirut PT Barata Indonesia Silmy Karim mengungkapkan, industri crane terbesar di dunia dipegang Tiongkok. Hanya sebagian kecil di Eropa.
”Sebenarnya ini bukan persoalan harga, melainkan kesempatan dan kepercayaan,” ujar mantan Dirut PT Pindad itu.
Padahal, pasar crane di Indonesia terbuka. Selama ini kebutuhan tersebut dibidik trading.
Kerja sama dengan Pelindo III rencananya dilakukan untuk jangka panjang, yaitu sepuluh hingga 20 tahun.
”Kami ingin mendukung program tol laut pemerintah agar produksi alat berat buatan Indonesia bisa meningkat,” uajrnya.
Barata menargetkan nilai kontrak untuk pengadaan crane pada tahun ini bisa mencapai Rp 1 triliun.
”Selain Pelindo III, harapan kami bisa diikuti Pelindo I, II, dan IV,” ujar dia.
Untuk memproduksi crane, pihaknya akan bekerja sama dengan produsen crane skala internasional sehingga secara kualitas dan harga bisa bersaing.
”Kami ingin dalam sebelas bulan setelah tanda tangan kontrak bisa delivery,” ucap dia. (res/pus/c10/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terminal Petikemas Surabaya Kini Punya Dirut Baru
Redaktur & Reporter : Ragil