jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Letkol Laut drg Muhammad Arifin belum lama ini menceritakan pengalamannya merawat pasien.
Diakui Arifin bukan perkara mudah mengemban tugas sebagai koordinator di RSDC Wisma Atlet, terlebih setiap pasien Covid-19 mempunyai karakter yang berbeda-beda.
BACA JUGA: Satgas Minta Pemda Evaluasi Penanganan Covid-19
Ada pasien yang gampang diatur, ada yang sulit, ada yang semau gue, hingga yang mengalami gangguan mental. Namun, ada salah satu cerita lucu yang Arifin temui di lapangan.
Salah satunya saat menangani para tahanan wanita di Lapas Pondok Bambu. Saat itu banyak tahanan yang positif Covid-19.
BACA JUGA: Minat Masyarakat Beli Rumah Naik, BTN Dukung Usulan Pengembang Perpanjang Relaksasi PPN
"Waktu itu Lapas Pondok Bambu banyak yang positif, cewek-cewek semua, sekitar 30 orang, bulan Juni Juli 2020. Lapas bingung karena gak punya tempat untuk karantina, akhirnya dikirim ke sini (RSDC Wisma Atlet-red)," ungkap Arifin saat berbincang di Bincang Online JPNN.com.
Mereka begitu senang saat Dokter Arifin yang mereka panggil dengan sebutan komandan menjelaskan mengenai fasilitas apa saja yang berada di Wisma Atlet.
BACA JUGA: Ini 5 Letak Jerawat di Tubuh dan Penyebabnya, Waspada! ada yang Pertanda Tumor Lho
Di momen itu pula mereka membandingkan fasilitas di lapas dan di Wisma Atlet, yang tentunya berbeda jauh.
"Mereka saya taruh di lantai 15, saya sampaikan fasilitas di sini apa saja, ada air panas untuk mandi. Mereka bilang 'di lapas boro-boro pak, airnya gatel'. Saya bilang, makan 3 kali sehari di sini. 'Boro-boro di lapas makannya gak jelas'. Ya saya bilang, kalau mau enak ya bebas dulu, jangan di tahanan," ucap Arifin.
Selama masa karantina di RSDC Wisma Atlet, para tahanan tersebut mendapatkan akses ponsel mereka. Tujuannya supaya mereka bahagia sehingga bisa mempercepat penyembuhan.
"Mereka tanya, 'Komandan boleh gak pakai hp? Saya bilang, ya sudah boleh'. Mereka senang banget," ungkap Arifin.
Namun, mereka justru sedih saat harus meninggalkan RSDC Wisma Atlet dan harus kembali ke Lapas Pondok Bambu.
Mereka bahkan ada yang ingin menghabiskan masa tahanannya di Wisma Atlet saja karena ogah kembali ke lapas.
"Pak komandan, boleh gak kami di sini sampai selesai masa tahanan. Saya tanya, memang kapan masa tahanan selesai? Mereka bilang 2 tahun lagi bebas. Ngelunjak ini. Saya bilang 'gak ada, kalau sudah pada negatif kembali lagi ke lapas', ucap Arifin.
Tak sampai di situ, mereka juga sangat tersentuh hatinya karena mendapatkan perlakuan yang baik selama di RSDC Wisma Atlet.
"Mereka nangis terharu karena diperlakukan sama seperti pasien yang lainnya, enggak dibeda-bedakan, peluk-peluk saya juga sebagai tanda perpisahan. Jadi salah satu pengalaman yang lucu, menangani tahanan di Lapas Pondok Bambu," kata Arifin.(chi/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkes Melapor kepada Presiden Jokowi, Ada Varian Delta, Sudah Tersebar
Redaktur & Reporter : Yessy