jpnn.com, JAKARTA - Di tengah gencarnya ancaman serangan siber, pemahaman literasi digital bagi masyarakat, termasuk prajurit TNI dinilai sangat penting.
Hal itu karena dalam era transformasi digital serangan siber menjadi salah satu musuh utama.
BACA JUGA: Literasi Digital jadi Pendorong TNI Capai Visi Misi PRIMA
"Prajurit TNI memiliki tugas pokok menjaga stabilitas dan keamanan negara, maka penting memiliki pemahaman dan kesadaran terkait literasi digital,” ujar Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Slamet Santoso dalam keterangannya, Selasa (16/7).
Menurut Slamet, minimal para prajurit memiliki awareness atau kesadaran terkait literasi digital.
BACA JUGA: Kemenkominfo: Pegawai PLN Harus Paham Literasi Digital
Apalagi literasi digital bukan hanya tentang bagaimana penggunaan teknologi, tetapi pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi itu beroperasi.
"Misalnya, harus hati-hati dan selektif dalam mengklik suatu tautan yang ada di internet karena hal itu bisa membahayakan data pribadi maupun data instansi yang terhubung dengan device kita,” ujarnya.
BACA JUGA: Pesan Mayjen Suhardi Saat Menutup Latihan Aksi Khusus Koopssus TNI Tahun 2024
Selain itu, jika terkena serangan siber sangat penting pemahaman mengenai mitigasi risiko. Ruang digital tidak hanya tentang mengantisipasi konten negatif, tetapi bagaimana pentingnya mengantisipasi adanya serangan siber.
"Di era transformasi digital, kedaulatan negara bukan hanya kedaulatan fisik (wilayah teritorial), tetapi juga kedaulatan digital,' ucapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sangat penting bagi prajurit TNI untuk mampu beradaptasi dengan teknologi dan informasi yang bergerak sangat cepat.
Slamet juga mengajak seluruh prajurit TNI untuk dapat mengikuti kegiatan dan mengambil manfaat sebanyak-banyaknya terutama dalam mendukung tugas dan fungsi TNI untuk menjaga stabilitas dan keamanan Republik Indonesia.
"Literasi digital juga tentang bagaimana melindungi informasi vital dan sensitif dari ancaman siber, serta berpartisipasi secara aktif dan etis di dunia digital,” imbuhnya.
Asisten Komunikasi dan Elektronika (Askomlek) Panglima TNI, Marsekal Muda (Marsda) TNI Kustono juga menyebutkan tantangan dunia digital semakin besar dan berdampak pada bangsa negara. Kejahatan di ruang digital seperti hoaks, judi online, penipuan online, perundungan siber, ujaran kebencian, dapat mengancam persatuan bangsa.
"Oleh sebab itu, sebagai prajurit TNI ini menjadi kewajiban kita semua memerangi hal tersebut serta turut membanjiri ruang digital dengan konten positif,” tegasnya.
Pada acara Literasi Digital Pemerintahan bagi Prajurit TNI Gelombang 2, Senin (15/7), turut disampaikan materi terkait empat pilar literasi digital (digital skill, digital ethics, digital safety, dan digital culture) serta keterkaitannya dengan prajurit TNI.(esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad