jpnn.com - SELAMA mengikuti babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman di Solo, skuat Semen Padang berada dalam satu penginapan. Manajemen Semen Padang mewajibkan seluruh pemain untuk selalu makan bersama, mulai sarapan, makan siang, dan makan malam.
Setiap makan malam, legium asing Kabau Sirah, Al Hadji Mamadou selalu tampil dengan stelan khas kain sarung serta peci yang melekat di rambut gimbalnya.
BACA JUGA: Jadi Pemain Kunci Pekan Lalu, Gelandang Anyar Ini Malah Merendah
Meski di lapangan hijau pria berpaspor Mali tersebut selalu tanpil garang dan tidak pernah kompromi dalam menghalau serangan lawan, tapi di luar lapangan dia dikenal sebagai seorang muslim yang taat yang tidak pernah lupa menjalankan salat lima waktu.
"Insya Allah, kalau salat saya tidak pernah tinggal," ujarnya kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group), beberapa hari lalu, dengan bahasa Indonesia yang lancar.
BACA JUGA: Dipindah Ke Tengah Lapangan, Gelandang Ini Malah Lebih Produktif
Pemain yang baru direkrut manajemen Kabau Sirah untuk mengikuti Piala Jendral Sudirman tersebut menjelaskan alasannya tidak mengganti pakaiannya sebelum makan malam adalah untuk lebih praktis.
"Kita di sini makan bersama pukul 19.00. Setelah selesai salat Magrib saya langsung ke ruang makan dan setelah makan selesai waktu Isya masuk. Jadi begitu selesai makan saya bisa langsung menunaikan Shalat Isya di kamar," kata Hadji.
BACA JUGA: Klopp Bisa Menangkan Banyak Gelar Jika Juara Piala Liga
Terlanjur jatuh cinta dengan Semen Padang, Al Hadji berharap ke depan dia bisa menjadi pemain tetap di tim Kabau Sirah. Karena, di tim ini dia seakan menemukan keluarga baru.
"Tujuan saya memang mendapatkan kontrak permanen dari manajemen. Mudahan-mudahan penampilan saya bisa meyakinkan manajemen," imbuh Al Hadji. (cr8/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap Pelatih Anyar Ini Telah Lama Jadi Fans Sejati Liverpool
Redaktur : Tim Redaksi