Pemasangan 39 Stasiun Seismik Menambah Kecepatan dan Akurasi Data Informasi Gempa Bumi

Senin, 28 Desember 2020 – 23:57 WIB
Ilustrasi gempa bumi. Foto: ANTARA/Harianto

jpnn.com, JAKARTA - BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sejak 2019 mempercayakan PT Len Industri (Persero) dalam memasang 194 stasiun monitoring gempa bumi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kepercayaan tersebut berlanjut pada 2020 sekarang untuk kembali memasang sebanyak 39 titik stasiun mini regional monitoring gempa bumi milik BMKG.

BACA JUGA: Empat Perusahaan Kompak Termasuk PT LEN dan PT Pindad Dorong Industri Pertahanan Berdaya Saing

Dengan demikian keseluruhan seismograf yang dimiliki BMKG kini akan berjumlah 411 unit.

Penyelesaian pemasangan miniregional ditargetkan sesuai batas waktu pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak yakni 18 Desember 2020.

BACA JUGA: Ngotot Ingin Ceraikan Rey Utami, Pablo Benua: Tolong Stop Fitnah Saya

Target tersebut tercapai karena sudah 100% rampung dan kini telah beroperasi.

“Pandemi Covid-19 yang masih melanda sekarang cukup menjadi kendala. Ketersediaan moda transportasi untuk distribusi barang menjadi terbatas karena adanya pembatasan jadwal keberangkatan kapal dan jumlah kapal. Terhadap situasi pandemi saat ini memang berpengaruh sekali dalam pelaksanaan proyek. Dengan perencanaan dan monitoring proyek yang kuat kita dapat melewatinya dengan baik,” ujar Pimpinan Proyek Pemasangan 39 Miniregional PT Len Industri Randy Dwi Rahardian.

BACA JUGA: Puncak Arus Balik Libur Natal 2020, KAI Layani 40 Ribu Penumpang

Beberapa lokasi memiliki letak geografis yang sulit dijangkau di beberapa wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur seperti di Sulawesi, Maluku, NTT, NTB, dan Papua.

Mulai dari perjalanan dari kota ke lokasi yang jarak tempuhnya cukup jauh hingga akses jalan yang dilalui jalannya rusak.

Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis ICT & Navigasi PT Len Industri Yudhistira Utomo menjelaskan sebanyak 39 lokasi itu banyak dipasangnya di Indonesia Bagian Timur, yang memang masih belum serapat jaringan sensor seismik di Indonesia Bagian Barat.

"Di barat kami pasang dua stasiun di selatan Pulau Jawa. Lokasinya di Yogyakarta. Dengan penambahan ini maka sensor-sensor seismik di tanah air menjadi lebih rapat. Data yang diterima semakin banyak sehingga akurasi dan kecepatan informasi penentuan gempa dapat meningkat. Saat ini sudah di kisaran 4 hingga 5 menit untuk informasi peringatan gempa (semenjak kejadian)," katanya.

Meski konfigurasi dan pendekatan pengerjaannya sedikit berbeda dengan stasiun yang dipasang pada tahun lalu, namun dia memastikan kinerja alat justru lebih andal. Stasiun juga tetap menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) produksi Len Industri sebagai sumber catu dayanya.

“Yang membedakan tahun ini dengan tahun 2019 lalu, tahun ini menggunakan sistem posthole seismometer, dimana seismometer  akan dimasukan ke dalam lubang. Hal ini untuk mengurangi environment noise terhadap data sehingga dapat melakukan improvement kualitas data,” ujarnya.

“Penempatan seismometer itu tidak bisa asal, kami harus mendapatkan kualitas data yang baik. Suhu dan kelembapan ruangan juga berpengaruh karena sangat sensitif,” tukas dia.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler