Pembagian Daging Kurban di Semarang Pakai Wadah Non-Plastik

Rabu, 19 Juni 2024 – 14:45 WIB
Besek bambu sebagai wadah daging kurban. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jpnn.com, SEMARANG - Pengemasan daging kurban pada Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah di Kota Semarang, Jawa Tengah mulai beralih dari kantong plastik ke wadah ramah lingkungan.

Gerakan tak pakai plastik sekali pakai sebagai wadah daging kurban itu telah diterapkan sebagian bersar masjid dan instansi di Kota Semarang.

BACA JUGA: Berbaur dengan Masyarakat, Presiden Jokowi dan Penjabat Gubernur Jateng Salat Iduladha di Semarang

Seperti dilakukan oleh Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang telah memakai besek bambu pengganti plastik sebagai wadah daging kurban.

Ketua Panitia Penyembelihan Hewan Kurban UPGRIS Nur Aksin mengatakan penerapan itu dilakukan jauh sebelum imbauan kampanye antiplastik dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

BACA JUGA: IdulAdha 2024, SIG Menyalurkan 331 Hewan Kurban di 23 Provinsi

"Kami sudah memiliki niatan merubah wadah plastik ke yang ramah lingkungan, jauh sebelum pandemi Covid-19," katanya kepada JPNN.com, Rabu (19/6).

Meski begitu, Aksin bilang penggunaan plastik masih diterapkan pada tahun ini.

BACA JUGA: PT Surveyor Indonesia Salurkan Hewan Kurban kepada Masyarakat Pra-Sejahtera

Plastik ramah lingkungan "biodegradable" itu digunakan untuk memisahkan jeroan dari daging.

"Kalau dijadikan satu dengan daging selain tidak sehat baunya tidak fresh," imbuh Aksin.

Daging yang telah dipotong-potong tersebut kemudian dimasukkan ke besek bambu yang telah diberi alas daun jati. Secara khusus pihaknya memesan anyaman bambu tersebut dari pengrajin di desa.

"Maka yang kami terapkan pakai besek memesan khusus dari kampung sekalian mengambil daun jati sebagai alasnya. Daun pisang kami juga pernah," katanya.

Pada tahun ini, pihaknya memotong hewan kurban berupa delapan ekor sapi. Setelah dipisahkan dari tulang, dan jeroan menghasilkan 1.300 bungkus.

"Dibagikan ke warga sekitar kampus, pondok pesantren yang santrinya kurang mampu, dan panti asuhan," terang dia.

Sementara Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang Ahmad Fuad menyebut pembagian daging kurban telah menggunakan wadah ramah lingkungan.

Sebagian besar masjid di Kota Semarang, kata Fuad telah menerapkan penggunaan wadah non-plastik. Seperti halnya, besek, daun jati, daun jati, hingga daun lompong.

"Ini kami mendukung gerakan ramah lingkungan, plastik itu tidak ramah sulit terurai," terang Ahmad Fuad.

Fuad menuturkan gerakan ramah lingkungan itu merupakan dorongan dari Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang meminta menghindari penggunaan plastik sekali pakai dalam pembagian daging kurban.

"Kami menginformasikan edaran dari Pemerintah Kota Semarang, dari Bu Wali, yang dulunya pakai plastik sudah banyak pakai besek," katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunarti Rahayu meminta masyarakat menghindari penggunaan plastik sekali pakai untuk wadah daging kurban pada Hari Raya Iduladha 1445 hijriah.

"Tentu (jangan pakai plastik, red) ini harus disosialisasikan," ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, seusai menyerahkan hewan kurban di halaman Balai Kota Semarang, Sabtu (15/6).

Dia menyebut ada sejumlah wadah non-plastik yang bisa digunakan untuk membungkus daging kurban.

Seperti halnya daun pisang, daun jati, termasuk menggunakan besek bambu.

Dia meminta masyarakat meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai.

Wadah ramah lingkungan tersebut seperti halnya daun jati, daun pisang, daun lompong atau besek bambu.

"Saya mohon kepada masyarakat yang membagikan daging kurban untuk mengurangi atau mungkin menghilangkan bungkusnya dengan plastik," ujarnya.(mcr5/jpnn)


Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler