Apalagi, pada pertemuan di Hotel Harmony Batam, 7 Mei lalu antara tim Pemerintah Aceh dengan perwakilan Pemerintah Pusat, sudah menghasilkan beberapa kesepakatan terhadap bendera dan lambang Aceh tersebut.
“Jadi persoalaan bendera dan lambang Aceh sudah diselesaikan hampir 80 persen dan tinggal 20 persen lagi. Intinya kami tetap fokus untuk menghasilkan suatu kesepakatan bersama,”terang Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf, saat dikonfirmasi Rakyat Aceh (Grup JPNN).
Sementara itu Wakil Ketua MPR RI asal Aceh, Ahmad Farhan Hamid, mengatakan, dirinya memberikan aspresasi kepada masyarakat Aceh yang ingin memiliki bendera Aceh telah di desain oleh Hasan Tiro. “ Dulunya, bendera itu digunakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan kini dijadikan sebagai bendera Aceh, tapi menjadi masalah secara politik dengan Pemerintah Pusat,”ungkapnya, kepada Rakyat Aceh, kemarin di Lhokseumawe.
Menurut Ahmad Farhan Hamid ini, sebaiknya semua pihak jangan memgambil alternatif dulu terhadap bendera Aceh itu dan termasuk ingin mengubahnya. “Bendera itu kan sesuatu penciptaan yang sangat sakral dan ide untuk melahirkan bendera itu bukanlah hal yang mudah,”ucap Ahmad Farhan Hamid yang juga anggota DPD asal Aceh ini.
Selain itu, lanjut dia, dulunya Aceh juga mempunyai bendera sendiri yakni bendera alam peudeung yang pernah jaya dan membesarkan nama baik Aceh. Namun, kini muncul bendera Aceh adalah bendera yang pernah di pakai oleh GAM dan di desain oleh Hasan Tiro. Tapi itu menjadi masalah secara politik dengan Pemerintah Pusat.
“Saya merasa kita tidak mempunyai mandat untuk menentukan bendera kita sendiri dengan cara membuat baru dan paling bagus menggunakan bendera yang pernah dipakai dulu di Aceh,” terangnya. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Murah, Petani Memilih Tanam Palawija
Redaktur : Tim Redaksi