Pembangunan Embung Masih Diperlukan untuk Pertanian

Jumat, 29 November 2019 – 07:40 WIB
Pembangunan Embung. ILUSTRASI. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, INDRAMAYU - Masih rendahnya curah hujan ditambah pasokan air yang kurang maksimal, embung (penampungan air) jadi andalan petani untuk dapatkan pasokan air. Seperti yang terlihat di Embung Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ketika Situ Bolang yang mengalami kekeringan, Embung Krasak masih bisa menampung air. Sehingga masih dimanfaatkan warga dan petani setempat. Kendati air yang dapat ditampung mengalami penyusutan, namun masih bisa digunakan untuk keperluan bercocok tanam masyarakat sekitar. Bahkan, bisa digunakan untuk kebutuhan air membangun rumah.

BACA JUGA: Genjot Panen Petani Lebak, Ditjen PSP Kementan Agresif Bangun Embung

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menargetkan pembangunan 1.000 embung untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering di tahun 2020 mendatang. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.

"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Sehingga, ke depan, program embung mampu mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita," kata Sarwo Edhy, Kamis (28/11).

BACA JUGA: Ditjen PSP Kementan Dorong Daerah Ajukan Pembangunan Embung dan Irigasi Tersier

Menurut Sarwo Edhy, pembuatan embung sangat diperlukan. Jika musim hujan lahan tidak terendam air, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi maka embung bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.

"Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif," kata Sarwo Edhy.

BACA JUGA: Lahan Marginal di Bondowoso Produktif Berkat Embung dan Irigasi Tersier

Lebih jauh, Sarwo Edhy berharap masyarakat dan para petani bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah.

"Saya pesan kepada petani dan masyarakat agar menjaga dan memelihara embung dengan baik. Jangan sampai rusak atau terbengkalai karena ini kan manfaatnya selain buat petani juga masyarakat bisa menggunakan air di sini saat kekeringan," pungkas Sarwo Edhy.

Salah seorang warga setempat, Supardi (47) mengatakan, embung menjadi solusi pemenuhan kebutuhan pasokan air bagi masyarakat baik itu kebutuhan rumah tangga, bertani, sampai kebutuhan lainya.

Menurutnya, Embung Krasak menjadi sumber utama pasokan kebutuhan air bagi berbagai kalangan masyarakat, di tengah curah hujan masih rendah.

“Sumber air Embung Krasak dari Sungai Cimanuk. Jadi walaupun musim kemarau panjang tidak kering kerontang, penyusutan jelas sangat terlihat. Ya cukup untuk masyarakat sekitar yang punya lahan. Ada juga dimanfaatkan sebagai sumber air MCK untuk beberapa rumah yang dekat embung,” kata Supardi.

Lebih lanjut, dikatakan Supardi, embung yang letaknya di sekitar pemukiman warga, bukan hanya untuk petani, tetapi kebutuhan air saat membangun rumah.

“Kalau untuk pertanian mungkin belum sampai luas, karena letaknya lebih dekat dengan pemukiman warga, dan kebun-kebun warga, paling hanya untuk kebutuhan air tanaman palawija saja,” ujarnya.(adv/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler