Karena itu, Bambang mengatakan, presiden perlu mengingatkan para pembantu terdekatnya untuk kembali fokus pada fungsi dan tugas masing-masing. "Kalau mereka terus dibiarkan bergerak liar seperti sekarang, presiden akan kecolongan lagi karena tidak mendapatkan perlindungan maksimal dari para pembantu terdekatnya," kata Bambang, Minggu (18/11).
Ia menambahkan, ketika presiden secara terbuka menyatakan tidak ingin menyalahkan siapa-siapa terkait kontroversi grasi Ola, itu adalah pernyataan sikap seorang pimpinan eksekutif yang merasa sangat kecewa, dan sudah teraniaya akibat kesalahan para pembantu terdekatnya.
"Sayangnya, Para pembantu presiden tidak cerdas memaknai esensi pernyataan ini. Itu sebabnya, saya menilai mereka tidak kapabel dalam melayani dan melindungi presiden," ungkapnya.
Politisi Partai Golkar, itu mengatakan, para pembantu presiden seharusnya mencari sumber kesalahan informasi itu. Menurutnya, dari pihak mana pun sumber informasinya, para pembantu presiden wajib mengolah informasi itu terlebih dahulu, melakukan cross check dan konfirmasi ke pihak-pihak terkait lainnya sebelum direkomendasikan kepada presiden.
"Namun, alih-alih malu dan memertanggungjawabkan kesalahan itu, para pembantu presiden justru sibuk dengan urusannya sendiri- sendiri," katanya. "Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi sibuk berdebat dengan Ketua MK Mahfud MD, sementara Sekretaris Kabinet Dipo Alam sibuk dengan agendanya sendiri," tambahnya.
Bambang menangkap kesan bahwa mereka sama sekali tidak terpanggil untuk mempertanggungjawabkan kesalahan itu dihadapan presiden. "Mereka juga tidak peduli dengan presiden yang jelas-jelas sangat kecewa akibat kesalahan itu," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Orang Padati Bundaran HI Kutuk Serangan Israel
Redaktur : Tim Redaksi