Pembayaran Gede Tunggu Hari Ini

Menunggu Kemampuan Konsorsium

Jumat, 08 Februari 2013 – 07:49 WIB
JAKARTA-Nasib Persebaya Surabaya masih belum jelas. Salah satu kunci agar masalah Finansial Persebaya teratasi dan sang Manajer Gede Widiade kembali mengurusi Persebaya ada di tangan Konsorsium Mitra Bola Indonesia (MBI).

Konsorsium yang menaungi klub-klub Indonesia Premier League (IPL) pada musim 2011/2012 lalu itu masih belum bisa membayar uang RP 9 Miliar yang telah dikeluarkan oleh Gede.

Meski terancam, CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) Widjajanto optimistis Persebaya tetap akan berkompetisi.

"Itu koran anda saja membesar-besarkan. Saya  sudah pertemukan pak Gede dengan konsorsium. Sudah da pembicaraan dengan Pak Jo dan Pak Benny (Kunto, keduanya anggota konsorsium). Pak Gede itu juga bagian dari konsorsium. Persebaya tetap akan berkompetisi," katanya saat ditemui di kantor LPIS, kawasan SCBD Jakarta, kemarin petang.

Menurut Widja, Konsorsium sudah  mencapai kesepakatan dan siap untuk membayarkan cicilan kepada Gede. Sayang, dia tdiak mau merinci siapa saja anggota Konsorsium dan bagaimana bentuk cicilan tanggungan Rp 9 Miliar yang belum terbayarkan itu.

Namun, sumber Jawa Pos menyebut jika sampai saat ini Negosiasi pembayaran cicilan masih dilakukan karena Arifin Panigoro bersedai membantu. Sebelumnya, lanjut sumber, Gede sudah menerima Rp 500 juta. Arifin akan memberikan tambahan sekitar RP 500 juta.

"Tapi pak Gede tidak mau. Dia minta Rp 2,5 sampai 3 Miliar dulu. Cuma itu belum diterima. Sekarang masih negosiasi, besok (hari ini, Red) mungkin keputusannya," ujar sumber tersebut.

Persebaya harusnya bisa cepat terselamatkan jika konsorsium MBI ini menunjukkan langkah yang cepat. Konsorsium dengan anggota yang tidak pernah diumumkan dan tidak pernah jelas disebutkantersebut, sejatinya akan bubar pada musim ini.

Tapi, MBI belum akan bubar sebelum tanggungan yang masih dimiliki kepada klub-klub terbayarkan. Track record Konsorsium ini dalam masalah keuangan sebelumnya juga cukup mengkhawatirkan. Sebab, dalam IPL 2012 lalu, konsorsium inik juga mulai seret mengucurkan anggaran jepada klub-klub.

Karena finanasial yang minim itu, klub dan pemain harus menjadi korban. Sebagai pihak yang bertanggung jawab mengucurkan gaji pemain, saat terjadi kesulitan finansial, konsorsium inilah yang tega melakukan terminasi (pemotongan) gaji pemain klub-klub IPL yang ada di bawah konsorsium.

Alhasil, gaji pemain yang saat itu rata-rata tertunggak lima sampai enam bulan di musim lalu, sebagaian besar pemain harus rela hanya menerima pembayaran 2 bulan 20 persen gaji. Meski banyak mengeluh, pemain rata-rata menerima opsi tersebut karena kondisi finansial pemain juga sedang sulit. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Djohar Akui Posisi Luis Blanco Belum Jelas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler