jpnn.com, JAKARTA - Pemberdayaan mualaf merupakan salah satu prioritas utama dalam pengelolaan zakat. Pasalnya, mualaf adalah salah satu dari delapan asnaf zakat.
Hal itu diungkap Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Bidang Transformasi Digital Nasional H. M. Nadratuzzaman Hosen dalam pengajian berbagi ilmu pengalaman.
BACA JUGA: Ikhtiar BAZNAS Penuhi Kebutuhan Gizi Pengungsi Banjir Kudus
"Kita harus sadar bahwa persoalan mualaf ini memang hal yang penting dan kita harus turun rembuk menangani dan membina mereka," katanya, dalam keterangannya, Rabu (20/3).
Menurut dia, pendekatan dalam pemberdayaan mualaf tidak hanya sebatas memberikan bantuan, namun juga melibatkan aspek dakwah, pendidikan, sosial, dan kemanusiaan.
BACA JUGA: BWA Salurkan 350 Paket Sedekah Ramadan untuk Duafa dan Mualaf
"Keterlibatan semua pihak dalam membina mualaf menjadi kunci keberhasilan untuk menjaga mereka tetap berpegang teguh pada agama Islam," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Firmanza menyampaikan, wilayah pedalaman yang ditempati banyak mualaf perlu menjadi perhatian khusus untuk menjaga mereka tetap teguh memegang ajaran Islam dan tidak murtad. Salah satunya dengan mengirimkan Dai-dai ke daerah tersebut.
BACA JUGA: Permudah Muzaki, BAZNAS Hadirkan Gerai Zakat Ramadan di 26 Mal
"Kami berharap dai-dai kita tidak hanya mampu berdakwah melainkan memiliki skill-skill yang lain seperti bertani, pembinaan masyarakat, serta bisa menjadi konsultan masyarakat," kata Firmanza.
Selain dibekali kemampuan-kemampuan dan ilmu dakwah, lanjut Firmanza, para dai juga diberikan fasilitas-fasilitas untuk mendukung aktivitas selama bertugas di wilayah 3T.
"Fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan mereka, seperti motor, kafalah, kapal/perahu dakwah, juga insentif, bahkan umroh sebagai apresiasi," bebernya.
Menurut Firmanza, dampak positif dari program dakwah dan pemberdayaan mualaf terasa secara nyata, seperti peningkatan indeks pembangunan manusia, penurunan angka buta baca Alquran dan buta tulis aksara, serta meningkatnya semangat berdakwah di wilayah pedalaman.
Selain itu, BMH juga memastikan bahwa tujuan dari program ini sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, seperti menjaga kehalalan sumber penghasilan, meningkatkan generasi pendidikan, serta memperkuat iman dan aqidah.
"Perubahan kualitatif dalam masyarakat juga terlihat, dengan adanya perubahan perilaku yang lebih gotong royong dan toleran, serta peningkatan skill membaca Al-Qur'an, membaca, dan berhitung di kalangan mualaf," tambahnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh