Pembibitan KTH Sumber Makmur Bukti Keberhasilan KBR

Kamis, 12 September 2019 – 22:08 WIB
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Brantas Sampean Agustinus Kunto Hirsilo bersama anggota KTH Sumber Makmur di Lumajang. Foto: KLHK

jpnn.com, LUMAJANG - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan (PTH) telah melakukan program Kebun Bibit Rakyat (KBR) di Desa Sumberjati, Tempeh, Lumajang, Jawa Timur.

Kegiatan ini berlangsung pada 2010 dan 2014 dengan sasaran kelompok tani hutan (KTH) Sumber Makmur di desa tersebut.

BACA JUGA: KLHK Berikan Edukasi Konservasi di Tingkat Sekolah

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Brantas Sampean Agustinus Kunto Hirsilo mengatakan, KTH Sumber Makmur kini telah maju setelah mendapat bantuan KBR.

“Dengan bantuan KBR Rp 50 juta, KTH bisa menggunakan untuk membuat bibit dan sarana prasarana pembibitan,” ujar Kunto kepada wartawan di Lumajang, Kamis (12/9).

BACA JUGA: Mau Bibit Pohon Gratis dari KLHK? Cukup Tunjuk KTP

Bahkan, pada 2014, KTH Sumber Makmur bisa meraih juara dua nasional untuk kelompok pelaksana KBR terbaik.

Kunto menambahkan, KTH Sumber Makmur kini telah menjalin kerja sama dengan perusahaan PT Mustika Buana Sejahtera untuk mendapat CSR sejak 2016 sampai saat ini.

Kerja sama berupa pembuatan bibit sengon yang nantinya dibagikan kepada masyarakat desa secara gratis.

Ali Afianda, Ketua KTH Sumber Makmur, menambahkan pada 2016 memperoleh CSR untuk membuat bibit sengon sebanyak 100.000 batang.

Kemudian pada 2017-2018 masing-masing membuat bibit sengon sebanyak 175.000 batang. Selanjutnya pada 2019 membuat bibit sengon sebanyak 100.000 batang

Sarana persemaian yang digunakan untuk pembibitan.sengon tersebut menggunakan sarana dan prasarana dari bantuan eks KBR yang menjadi milik permanen KTH.

“Jadi, sarana prasarana ini menjadi milik masyarakat dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembibitan,” sambung Kunto.

Sementara itu, Ali Afianda menambahkan, dengan adanya tindak lanjut dari program KBR tersebut, pihaknya bisa mempekerjakan warga sekitar di pesemaian dan membuka lapangan kerja baru.

Dampak nyata dari program KBR ini juga terasa bagi Marsinah, ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi pekerja di persemaian bibit Desa Sumberjati.

Saat ini, Marsinah bisa mendapat penghasilan Rp 50 ribu per hari belum termasuk jatah makan.

“Kalau setengah hari kerja saya dikasih Rp 25 ribu, kalau sehari Rp 50 ribu. Ya alhamdulilah ada pekerjaan,” ujar Marsinah.

Adapun pekerjaan yang dilakukan Marsinah adalah menyemaikan bibit sengon ke dalam polybag. Dalam sehari, bisa ada 800 bibit yang disemai ke dalam polybag.

Tak hanya itu, Marsinah dan para pekerja lain juga diupah ketika melakukan pengangkutan bibit yang akan diberikan kepada masyarakat secara gratis.

Ali Afianda kembali menambahkan, dengan terjalinnya kerja sama tersebut, kini banyak warga sekitar yang dapat pekerjaan tetap. Selain itu, suplai bibit secara gratis pun tetap terpenuhi dari CSR.

Hasilnya, banyak warga yang perekonomiannya membaik. “Rumah yang dulunya dibangun dari bambu, kini sudah menjadi bangunan permanen,” kata Ali.

Warga pun kini mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus kuliah. Padahal, dulunya hanya sampai lulus sekolah menengah pertama (SMP). (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler