Sepakbola Jerman benar-benar total dalam membangun kajayaan si kulit bundar melalui usia dini. Mereka rela menggelontorkan banyak uang untuk memperbaiki mutu youth development. Seperti dikutip Chicago Tribune, sejak 2002 silam, total dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp 10,2 triliun.
Dana sangat besar tersebut digunakan untuk berbagai keperluan. Pola pembinaan yang sangat terpola memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Meski begitu, hasilnya memang sejalan dengan target.
Pemain muda Jerman terus bermunculan. Belum habis era Bastian Schweinsteiger, sudah muncul Mesut Ozil. Ketika Ozil masih sangat muda namun sudah mengilap, muncul Mario Gotze. Itu menandakan bahwa regenerasi sebagai buah dari pola pembinaan yang berkesinambungan berjalan dengan baik.
Dengan terus munculnya pemain local Jerman, jatah untuk pilar asing juga kian tereduksi. Pada 2003 silam, dari total pemain di Bundesliga, sebanyak 44 persen di antaranya berasal dari luar negeri.
Namun, jumlah itu terus menurun. Pada 2010 silam, Bundesliga hanya dihuni sebanyak 38 persen pemain dari luar Jerman. Artinya, semakin besar peluang pemain asli Jerman untuk merasakan kompetisi.
“Dengan jumlah 38 persen pemain asing, artinya kami memiliki 62 persen pemain asli Jerman yang bisa bermain untuk Timnas,” terang Chief Executive Bundesliga Christian Seifert seperti dilansir Observer Sport (4/4) lalu.
Jumlah itu dianggap sangat membantu misi Timnas Jerman untuk mengembalikan kejayaan di dunia. Seifert lantas membandingkan kondisi sepakbola Jerman dengan Inggris yang dianggap sangat timpang.
“Di Inggris, jumlah pemain asingnya mencapai 60 persen. Sementara pemain local hanya 40 persen,” tegas Seifert. (jos/jpnn)
Dana sangat besar tersebut digunakan untuk berbagai keperluan. Pola pembinaan yang sangat terpola memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Meski begitu, hasilnya memang sejalan dengan target.
Pemain muda Jerman terus bermunculan. Belum habis era Bastian Schweinsteiger, sudah muncul Mesut Ozil. Ketika Ozil masih sangat muda namun sudah mengilap, muncul Mario Gotze. Itu menandakan bahwa regenerasi sebagai buah dari pola pembinaan yang berkesinambungan berjalan dengan baik.
Dengan terus munculnya pemain local Jerman, jatah untuk pilar asing juga kian tereduksi. Pada 2003 silam, dari total pemain di Bundesliga, sebanyak 44 persen di antaranya berasal dari luar negeri.
Namun, jumlah itu terus menurun. Pada 2010 silam, Bundesliga hanya dihuni sebanyak 38 persen pemain dari luar Jerman. Artinya, semakin besar peluang pemain asli Jerman untuk merasakan kompetisi.
“Dengan jumlah 38 persen pemain asing, artinya kami memiliki 62 persen pemain asli Jerman yang bisa bermain untuk Timnas,” terang Chief Executive Bundesliga Christian Seifert seperti dilansir Observer Sport (4/4) lalu.
Jumlah itu dianggap sangat membantu misi Timnas Jerman untuk mengembalikan kejayaan di dunia. Seifert lantas membandingkan kondisi sepakbola Jerman dengan Inggris yang dianggap sangat timpang.
“Di Inggris, jumlah pemain asingnya mencapai 60 persen. Sementara pemain local hanya 40 persen,” tegas Seifert. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayern Unggulan Di Meja Taruhan
Redaktur : Tim Redaksi