jpnn.com, TULUNGAGUNG - Inovasi teknologi dan digitalisasi seperti e-agriculture dinilai mampu membantu petani dan konsumen, dalam mengatasi masalah kerawanan pangan, masalah gizi, dan berkurangnya sumber daya alam.
Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah menjelaskan eFishery selalu menjadi solusi untuk mengatasi masalah fundamental dalam industri akuakultur dengan menyediakan teknologi yang terjangkau.
BACA JUGA: Unggah Foto Rachel Vennya, Deddy Corbuzier Minta Maaf
Salah satunya melalui aplikasi eFisheryKu yang baru saja diperkenalkan pada Agustus lalu.
“Kami percaya dengan penerapan teknologi akan membawa dampak positif, begitupun di industri akuakultur yang menjadi fokus kami. Ketersediaan nutrisi yang terjangkau dan proses produksi pangan yang berkelanjutan bisa menjadi solusi untuk masalah ini. Dan perikanan punya potensi sangat besar untuk mengambil peranan penting dalam mewujudkan hal tersebut," ujar Gibran.
BACA JUGA: Lewat Trade Expo Indonesia 2021, Kemendag Bakal Hidupkan Lagi Perdagangan Global
Aplikasi ini merupakan aplikasi koperasi digital sebagai pendukung bisnis budidaya ikan di Indonesia.
Dengan menggunakan data dan teknologi, eFishery berkomitmen membantu para pembudidaya ikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas budidayanya, lebih mudah untuk mendapatkan permodalan, serta mendapatkan akses untuk memperluas pasar.
BACA JUGA: Bukan Kabur dari Wisma Atlet, Rachel Vennya: Aku Tidak Karantina Sama Sekali
Salah satu daerah di Indonesia yang melek teknologi dalam praktik budidaya perikanan adalah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kabupaten ini termasyhur sebagai daerah penghasil ikan konsumsi seperti patin, lele, gurami, tombro, nila hitam, dan tawes.
Tercatat ada 12.220 orang pembudidaya ikan yang menggantungkan mata pencahariannya dari ikan konsumsi di 12 kecamatan seperti Ngunut, Rejotangan, Sumbergempol, Boyolangu, Kedungwaru, Ngantru, dan Kauman.
Sedangkan untuk budidaya ikan di air deras bisa ditemui di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang.
Tantangan Budidaya Ikan di Tulungagung meskipun tinggal di daerah berstatus Sentra Perikanan Budidaya, namun para pembudidaya ikan dari Tulungagung tidak lepas dari masalah klasik tingginya biaya produksi akibat harga pakan yang mahal.
Padahal pakan merupakan komponen utama dalam struktur budidaya perikanan.
Ditambah dengan cukup seringnya ikan hasil panen tidak bisa dijual akibat fluktuasi harga yang cenderung merugikan pembudidaya.
Hal tersebut dijelaskan oleh Muktasim, salah seorang pembudidaya ikan patin dari Tulungagung.
Dalam kondisi sulit seperti itu, ia menuturkan, para pembudidaya tidak memiliki pilihan lain kecuali menjual ikan dengan harga yang ditentukan sepihak oleh pembeli.
Kondisi seperti itu tidak asing karena Muktasim sudah mengalaminya sejak 1996 lalu, saat dirinya pertama kali menekuni profesi sebagai pembudidaya ikan.
Hal tersebut berubah sejak 2019, ketika seorang temannya memperkenalkan metode budidaya ikan berbasis teknologi yang diusung eFishery.
“Bergabung dengan eFishery ada banyak manfaat yang saya rasakan. Terutama mereka memberikan solusi masalah pakan berupa efisiensi pakan menggunakan mesin pelontar otomatis dan pinjaman pakan, serta membantu membuka jaringan pemasaran,” ujar Muktasim saat dihubungi.
Muktasim menjadi satu dari 18 ribu pembudidaya ikan yang telah tergabung dalam ekosistem eFishery.
Dengan eFisheryFeeder Ikan, Muktasim bisa dengan mudah mengatur jadwal pemberian pakan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ikan.
Tidak hanya itu, setiap pakan yang dikeluarkan melalui eFisheryFeeder akan tercatat secara otomatis sehingga pembudidaya dapat terus memantau pengeluaran pakan setiap hari tanpa harus mencatat secara manual.
Selain itu ada juga layanan penyediaan pakan eFisheryFeed yang terintegrasi dengan layanan eFisheryFund.
“Melalui eFisheryFeed, pembudidaya bisa mendapatkan berbagai merk pakan sesuai kebutuhan dengan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, pembelian pakan juga bisa lebih mudah karena kami menyediakan opsi pembayaran dengan sistem tempo eFisheryKabayan (Kasih Bayar Nanti) yang menjadi bagian dari eFisheryFund,” imbuh Gibran.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy