Pembunuh Baby Sitter Menangis Diminta Peragakan 11 Adegan

Kamis, 25 Desember 2014 – 11:02 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Sentot Supriyadi (49), pelaku pembunuhan Suliani (42), seorang baby sitter yang merupakan tetangganya sendiri, tidak kuasa untuk menahan tangis.

Tangis Sentot pecah, ketika dirinya diminta untuk mereka ulang penganiayaan yang berujung tewasnya Suliani pada 7 Desember 2014 silam. Pria yang bekerja sebagai tukang servis AC ini beberapa kali ditenangkan polisi. Polisi bahkan membujuknya agar tidak terus menangis.

BACA JUGA: Kembar Siam Mojokerto Tak Terselamatkan

Pelaku mengatakan bahwa dirinya menangis karena menyesali perbuatannya yang telah menghilangkan nyawa Sualiani, warga Kenongo Asri, Desa Gelarangan, Kecamatan Bareng, Jombang itu.

Setelah tenang dan siap, pelaku memeragakan sebelas adegan reka ulang. Mulai dari kedatangan korban di depan kamar kos pelaku, kemudian menegur korban, menyiram air bekas mandi anaknya, korban melawan dengan payung saat didorong pelaku, hingga penusukan pisau ke perut korban yang menyebabkan kematian.

BACA JUGA: Macet Total, Jalur Tol Cikampek Nyaris tak Bergerak

“Tidak ada fakta baru pada reka ulang hari ini (kemarin, Red). Semua sesuai dengan hasil pemeriksaan tersangka,” kata Kapolsek Rungkut AKP Oskar Syamsuddin, di sela rekonstruksi, kemarin (24/12).

Reka ulang yang dilakukan pada siang kemarin tak pelak menyedot perhatian warga sekitar. Meski demi-]kian, suami korban Suliani tidak terlihat hadir dalam reka ulang kemarin. Suami korban memilih untuk kembali ke kampung halamannya pascakematian istrinya yang sehari-hari bekerja sebagai baby sitter.

BACA JUGA: BKN Anulir 464 Honorer K2 jadi CPNS

Sekadar flashback, pelaku mengaku bahwa dirinya tak sengaja melakukan pembunuhan. Dia menunjukkan pisau hanya untuk menakut-nakuti korban. Selama ini pelaku dan korban bertetangga kos. Namun, sebelum kejadian, pelaku yang mengaku sedang memandikan anaknya di dalam kamar kos dibuat marah oleh korban.

Pemicunya, korban tidak menggubris tegurannya. Padahal, waktu itu korban diingatkan karena bermain payung di depan kamar kosnya. Akibatnya, air hujan dari payung korban masuk ke kamar kos pelaku.

“Saya marah karena teguran saya tidak diindahkan,” kata tersangka ketika itu.

Saat emosinya memuncak karena peringatannya tak digubris, pelaku sempat memukul wajah korban. Namun, korban melawan dengan memukul pelaku dengan payungnya. Pelaku yang kalap akhirnya mengambil pisau di dapur.

Dia mengarahkan pisau itu ke tubuh korban. Pisau itu akhirnya ditusukkan ke perut samping kiri. Sebelum pembunuhan itu, pada siang harinya, korban dan istri pelaku juga sempat cek-cok.

Penyebabnya, korban yang kesehariannya bekerja sebagai baby sitter itu menyapu kamar kosnya. Ketika menyapu, korban mengangkat sapu dan menyibak-nyibakkan hingga debunya masuk ke tempat kos pelaku. Padahal, waktu itu istri pelaku berjualan sate usus. Hal itu membuat dagangannya terkena debu dari sapu milik korban.(rud/c2/ono)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Tembak Dua Pelaku Curanmor yang Hendak Kabur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler