jpnn.com - JAKARTA – Diskusi memaksimalkan potensi sepak bola Indonesia menuju era sepak bola Industri di media center Kemenpora, Jumat (5/2) berlangsung meriah. Dalam diskusi ini, Kemenpora mendapatkan banyak masukan.
Menurut Anton Sanjoyo, salah satu narasumber dan pengamat sepak bola nasional, pemerintah harusnya menyorot pembinaan usia muda dan dini.
BACA JUGA: Chris John Bilang Daud Terlalu Terbuka
“Pemerintah abai dengan pembinaan usia muda. Padahal, sepak bola pembinaan adalah tanggung jawab pemerintah," katanya dalam diskusi tersebut.
Selama ini, turnamen usia muda yang digelar seperti Piala Kemenpora U-14, memang tak menghasilkan output yang benar. Proses turnamennya pun diam-diam, tiba-tiba mencapai putaran final. Ibarat kegiatan, hanya sekadar ada dan memanfaatkan anggaran.
BACA JUGA: Gara-gara Pelipis Bocor, Keinginan Daud Yordan Ditunda 4 Bulan
Narasumber lainnya, Yusuf Arifin memandang dari sudut berbeda. Pria yang biasa disapa Dalipin ini mengaku tak begitu mengikuti sepak bola nasional. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di Inggris sehingga sangat paham dengan tata kelola sepak bola di Inggris.
Dia menyorot kebijakan sepak bola Indonesia dibandingkan dengan sepak bola Inggris. Pria yang sempat bekerja dengan klub Manchester City itu menilai pemerintah tak peduli dengan sepak bola nasional.
BACA JUGA: Pelatih Arema Belum Move On dari Barito Putra
Asumsinya, pemerintah Inggris mengelola hingga 80 persen urusan sepak bola. "Persoalan sepak bola yang dikelola oleh pemerintah hanya 10 hingga 20 persen saja," terangnya. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Pemain-pemain Lokal yang Masih Dipertahankan Persib
Redaktur : Tim Redaksi