Pemerintah akan Bangun Pusat Data Nasional di Sejumlah Wilayah Ini

Selasa, 15 September 2020 – 23:08 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: arsip JPNN.COM/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menyadari pentingnya penyediaan dan pengembangan infrastruktur digital untuk pemulihan ekonomi.

Sejumlah langkah pun tengah ditempuh, antara lain melalui perluasan jaringan 4G, pengoperasian satelit multifungsi SATRIA, pembangunan Data Center Pemerintah, dan Pengembangan 5G.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Analisis Wajah Ganteng Pelaku Penyerang Syekh Ali Jaber, Munarman FPI Ingat Aksi Komunis, Ada Apa di BIN?

“Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi percepatan transformasi digital. Hal ini penting sebagai penguat pondasi perekonomian untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Menko Airlangga dalam Sarasehan 100 Ekonom, yang digelar secara daring, Selasa (15/9).

Dalam acara bertajuk “Transformasi Ekonomi Indonesia Menjadi Negara Maju dari Sisi Keuangan, Investasi, Ekspor, dan UMKM" ini, Menko Airlangga menjelaskan, sebanyak 12.548 desa/kelurahan belum terjangkau 4G dari total 83.218 desa/kelurahan.

BACA JUGA: Menko Airlangga Minta Pusat dan Daerah Berkoordinasi untuk Penanganan Covid-19

“Ini akan terus didorong terutama yang ada di wilayah 3T, yaitu tertinggal, terluar, terdepan. Jumlahnya sebanyak 9.113 desa/kelurahan,” ujarnya.

Terkait pembangunan Data Center Pemerintah, Menko Airlangga menerangkan, pemerintah akan membangun Pusat Data Nasional di wilayah Jabodetabek dan Batam.

BACA JUGA: Anies Takut RS Penuh, Airlangga Bilang Siap Buka Layanan Kesehatan di Hotel Berbintang

“Kemudan mengenai 5G tentu akan disiapkan bertahap dengan uji coba diprioritaskan di kawasan-kawasan yang ingin melaksanakan revolusi industri keempat ataupun kawasan industri terintegrasi. Uji coba ini akan dilakukan secara terbatas,” imbuhnya.

Data menunjukkan, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% s.d. 6% untuk bisa keluar dari middle income trap.

Untuk itu, beberapa hal yang harus didorong adalah penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, dan peningkatan produktivitas melalui transformasi digital.

Airlangga juga menyebutkan, Indonesia memiliki modal yang baik untuk melaksanakan transformasi digital. Sebab, lanjutnya, di tahun 2019, populasi internet sudah mencapai 180 juta orang (67%), pengguna internet aktif sebanyak 150 juta orang (56%), pengguna layanan online sebanyak 105 juta orang (39%), serta sebesar 32% dari populasi adalah Gen Y (20-39 tahun) yaitu yang paling cepat mengadopsi teknologi.

“Usia tersebut konsisten dengan mayoritas peserta program Kartu Prakerja, dengan latar belakang pendidikan terbesar adalah SMA,”ucapnya.

Adapun potensi ekonomi digital di tahun 2025 untuk Indonesia adalah sebesar USD 133 miliar dan sebesar USD 300 miliar untuk ASEAN.

“Untuk itu, revolusi industri keempat atau Making Indonesia 4.0 akan terus didorong dan diharapkan menjadi enabler pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Airlangga.(flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler