JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli, menyatakan bahwa sebenarnya hal yang mudah bagi pemerintah untuk meredam gejolak harga kebutuhan pokok. Sebab, pihak yang memainkan harga kebutuhan pokok sebenarnya sudah teridentifikasi.
Sayangnya, pemerintah seringkali tidak berpihak pada rakyat. "Tapi yang berkembang saat ini adalah ideologi keberpihakan terhadap berbagai kepentingan, maka semua masalah jadi sulit," kata Rizal dalam diskusi di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (3/7).
Ia menceritakan saat sebagai Menko Perekonomian di Pemerintahan Gus Dur, harus menghadapi gejolak harga komoditi sawit. Menurutnya, karena harga crude palm oil (CPO) di luar negeri sedang melambung maka semua pengusaha sawit berupaya mengeruk keuntungan besar dengan mengekspor seluruh hasil panen kelapa sawit. Akibatnya, ketersediaan CPO di dalam negeri pun terancam.
"Saya panggil Menteri Perdagangan dan menugasinya agar segera mengumpulkan semua eksportir CPO. Itu tidak sulit karena pemainnya sudah jelas. Kepada eksportir CPO itu saya minta Mendag mengingatkan mereka agar jangan terlalu rakus mengejar keuntungan tapi kebutuhan dalam negeri terganggu. Dua minggu setelah itu harga minyak goreng dalam negeri kembali normal," ungkap Rizal.
Ia mengaku punya cara untuk menekan pengusaha sawit menuruti kemauan pemerintah. Yakni dengan cara memeriksa semua perpajakan perusahaan sawit. Sebab, banyak pengusaha sawit yang bermasalah dengan persoalan pajak. "Terbukti kan cara itu efektif dalam mengatasi ketamakan pengusaha dalam meraup keuntungan dan rakyat terselamatkan," tegasnya.
Menurutnya, hal serupa harusnya bisa dilakukan pada melambungnya harga gula maupun daging sapi. "Itu pemainnya kan bisa dihitung dengan jari. Paling hanya delapan orang. Mestinya dipanggil dan diingatkan mereka jangan main-main dengan kebutuhan rakyat. Kalau membandel, usut pajaknya dan penjara sudah menunggu," sarannya.
Ditambahkannya, para pemain besar di bidang impor gula dan daging telah mengadakan pertemuan dengan kelompok lain yang juga bisa mengatur harga di pasaran. "Ini mereka sudah ketemuan semua. Apa pembicaraannya, sangat tidak enak untuk diumumkan," ungkapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ujicoba Fasilitas Wi-Fi Dalam Pesawat
Redaktur : Tim Redaksi