JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengaku akan terus mewaspadai gejolak pasar global khususnya Eropa yang akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Hal ini mengacu kepada laporan Global Financial Report Dana Keuangan Internasional (IMF) yang menyampaikan kekhawatiran akan adanya aksi penjualan aset yang bisa memicu krisis keuangan global kedua.
"Di Eropa memang sudah ada tanda-tanda adanya restrukturisasi utang publiknya beberapa negara di sana, tapi dilain pihak implikasi dan konsekuensi lembaga keuangan masih terus akan terjadi ini yang menjadi fokus dari perhatian IMF," ujar Mahendra di Jakarta, Kamis. (19/4).
Namun, tambahnya, sampai saat ini kondisi tersebut belum sampai tingkat yang mengkawatirkan dan belum akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Tetapi pemerintah sangat konsern dengan kondisi tersebut. "Tapi memang mulai terlihat project financing terpengaruh oleh konsolidasi banking eropa," tambahnya.
Apalagi, lanjutnya, lembaga-lembaga keuangan di Eropa khususnya di sektor perbankan memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia.
"Kita lihat adalah peran dari perbankan eropa dalam memberikan refinancing relatif cukup signifikan di asia karena punya cabang dan network yang cukup besar. Kami lagi-lagi mencermati dampak ke stabilitas keuangan dan kebutuhan stabilitas ekonomi makro kita," terangnya.
Seperti diketahui, laporan Global Financial Report Dana Keuangan Internasional (IMF) yang menyampaikan kekhawatirannya akan adanya aksi penjualan aset yang mencapai US$3,8 triliun oleh sejumlah lembaga keuangan dunia. Sehingga pasokan kredit untuk wilayah Eropa dipastikan berkurang 4,4 persen dan pertumbuhan ekonomi terpangkas 1,4 persen. (Naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aset Rp614 Miliar Segera Dilelang
Redaktur : Tim Redaksi