Pemerintah Diminta Serius Tangani Pencemaran Laut Akibat Limbah Medis Covid-19

Rabu, 06 Januari 2021 – 19:57 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin terus memantau keseriusan pemerintah dalam menangani pencemaran laut akibat limbah medis covid-19.

Berdasarkan hasil penelitian lembaga Ocean Conservacy, sejak pandemi Covid-19, setiap bulan manusia menghasilkan 129 miliar sampah masker dan 65 miliar sarung tangan sekali pakai.

BACA JUGA: Komisi X DPR RI Dorong Pembentukan Tim Penggerak Literasi Desa

Politikus PKS ini mengingatkan pentingnya pemerintah untuk menyiapkan instrumen mengatasi persoalan sampah ini. Sebab persoalan lingkungan ini, dampaknya bukan saja pada saat ini saja, namun berakibat timbulnya berbagai persoalan pada jangka waktu yang sangat lama.

“Sebagian besar sampah tidak dibuang dengan benar dan berakhir di laut. Hal ini memperparah pencemaran di laut. Kita semua mesti menyadari, bahwa persoalan laut ini sama pentingnya dengan persoalan oksigen di udara yang selama ini di topang hutan-hutan yang ada di muka bumi. Jangan sampai kita abai yang ujungnya terganggunya eksistensi kehidupan makhluk hidup di bumi, terutama manusia yang menjadi pengatur utama kelangsungan kehidupan di dunia,” kata Akmal kepada wartawan, Rabu (6/1/2021).

BACA JUGA: Azis Syamsuddin dan Tim Otsus DPR RI Berkunjung ke DIY, Nih Tujuannya

Akmal melihat bahwa Pencemaran di luat ini akan menjadi bom waktu ekologis yang akan menjadi ancaman bagi ekosistem.

Untuk itu, dia selalu berkoordinasi dengan mitra komisinya untuk saling bekerja sama mengatasi persoalan sampah di laut.

BACA JUGA: Andi Akmal: Ini Peringatan Dini dan Tantangan Pemerintah Sepanjang Tahun 2021

Akmal menambahkan, bahwa ancaman saat ini yang ada di hadapan kita adalah, Masker dan sarung tangan dapat menjadi pembunuh bagi ekosistem laut seperti paus, lumba-lumba, dan lain-lain.

Untuk itu, semua lembaga negara yang bertupoksi pada persoalan sampah laut ini  tidak boleh meremehkan limbah medis yang memang sangat luar biasa banyak akibat pandemi.

“Mungkin sampah medis ini terlihat persoalan kecil bagi kita. Padahal sesungguhnya, sampah medis ini dapat menjadi persoalan besar bagi lingkungan kita di seluruh belahan bumi ini,”  ujar Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini juga dalam setiap kesempatan bertemu kelompok-kelompok masyarakat pesisir selalu meminta bantuan agar berkontribusi pada penanggulangan sampah laut. Dengan adanya dukungan masyarakat, tugas berat pemerintah akan makin ringan dalam menyelesaikan sampah laut.

Untuk itu, edukasi dan pembinaan masyarakat perlu dibangun pemerintah dengan masyarakat pesisir yang bekerja di seluruh garis pantai Indonesia, untuk dapat beraktivitas menangani sampah laut. Pendidikan agar tidak membuang sampah di laut menjadi sangat penting.

Untuk mengatasi persoalan sampah laut ini, menurut Akmal, perlu didukung dengan kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Masyarakat harus mengetahui bahwa limbah medis yang terbuang ke laut sangat berbahaya bagi kehidupan di laut.

“Kerja sama dan koordinasi antar Kementerian/Lembaga, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Pusat Studi Oceanografi di LIPI juga sangat diperlukan. Kerja sama dan dukungan data yang baik akan memastikan kebijakan dan langkah yang tepat dalam penanganan limbah Covid-19,” kata Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler