Menurutnya, meski harga BBM bersubsidi tahun ini naik, hal itu tetap tidak akan mampu menurunkan konsumsi masyarakat akan BBM subsidi dan kuota BBM subsidipun tetap akan jebol.
"Kalau dinaikkan menjadi Rp6000 per liter, itu kuotanya bisa sampai 48,67 juta kiloliter (kl)," ujar Rudi di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/1).
Menurut hematnya, pemerintah telah salah menghitung kuota BBM bersubsidi tahun ini sebanyak 46 juta kl. "Kuota BBM 46 juta kl tahun ini salah, karena dibuat dengan base on nya (kuota BBM tahun lalu) 40 juta kl. Kalau 48,67 juta kl itu naik. Kalau tidak naik, bisa kuotanya 50 juta kl," jelasnya.
Untuk menaikkan harga BBM bersubsidi kata Rudi, bisa dilakukan ketika kondisi ekonomi mikro dan ekonomi makro terbilang baik. "Bisa kapan pun itu, bila dinyatakan secara ekonomi makro dan mikro pantas dinaikkan, itu harus dinaikkan," pungkasnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Absen Rakor, Dahlan tak Ganggu Jalannya Rapat
Redaktur : Tim Redaksi